Bab 84

3.1K 362 20
                                        

Sudah dua bulan pasca kehilangan sang ibu. Monica nampak lebih tegar tentu saja sesekali Ia akan menangis jika teringat akan ibunya. Di bandingkan merasa sedih, saat ini Monica di sibukan dengan segala macam pekerjaanya di kantor. Pelan-pelan Ia sudah bisa mengikuti Ritme pekerjaanya. Ia juga mulai melakukan diet resminya. Sedangkan sang suami tetap harus menyelesaikan tanggung jawabnya di singapur. Itu pun Monica sudah mulai terlatih. Terlatih menahan rindu,terlatih untuk tak terus menerus menghubungi Richard meminta Richard untuk pulang. Pada dasarnya Monica sudah mulai mengerti bahwa memang itu resiko yang harus Ia hadapi ketika menjadi istri dari seorang pengusaha sukses seperti Richard. Dia bukan lah satu-satunya tanggung jawab Richard.  Ada lebih dari 20 ribu orang lainnya yang perlu Richard pikirkan.

Monica sedang makan siang bersama ibu mertuanya di rumah utama ketika seorang pelayan rumah mendatanginya dengan membawa satu amplop coklat.

"Maaf bu.. Tadi ada yang menitipkan ini untuk pak Richard."

Monica menerima Amplop tersebut dan tentu saja mengucapkan terimakasih.

"Tumben sekali barangnya dia kirim kesini" gumam Monica

"Paling juga surat-surat mobilnya" ucap Ibu Richard

"Surat mobil?" Tanya Monica. Ibu Richard mengangguk.

"Seminggu Lalu ada mobil baru datang lagi. Heran deh anak itu mau sampai punya mobil berapa sih baru berhenti."

Monica nampak berfikir, pasalnya dia tak tau perihal mobil baru yang di katakan ibu mertuanya.

"Richard pasti tidak cerita padamu ya.."

Monica menggeleng. Ibu Richard tersenyum.

"Sudah mommy duga.."

"Memang mobil dia kenapa mom?"tanya Monica polos.

"Habiskan makan mu,mommy akan tunjukan sesuatu" ucap Ibu Richard.

...
...

Mata Monica membelalak sempurna dan nyaris tak berkedip. Ia terus mengulang menghitung kumpulan mobil mewah yang ada di salah satu ruangan di rumah itu. Ruangan yang Monica tidak tau bahkan sebagai Risa.  Richard bahkan menyembunyikan ini dari Risa. Sebab Monica tak sedikit pun memiliki ingatan Risa tentang hobi Richard mengoleksi mobil.

Monica tentu saja takjub. Karna dari yang Ia ingat saat dengannya. Richard hanya pernah menggunakan dua mobil. Pertama Mobil yang biasa Richard gunakan untuk bekerja saat di antar jemput supir Mercedes dengan tipe S class,  lalu Mobil Yang paling sering Richard gunakan. Mobil yang jauh lebih sporty. Sisanya Ia tak pernah melihat Richard mengendarai mobil lain.

...
...

Pintu Apartement Monica terbuka lalu kembali menutup. Richard yang baru kembali dari singapur tersenyum menghampiri istrinya yang justru berekpresi sebaliknya. Monica memasang wajah datarnya.

"Hai sayang.." Sapa Richard dan mengecup pucuk kepala Monica. Monica tak mengelak namun juga tak membalas ucapan Richard

"Ada apa? Kok manyun gitu? Kerjaan banyak ya?"tanya Richard dan duduk di hadapan Monica.

Monica masih juga tak menjawab hanya diam.

"Ada apa sih? Pasti mau dapet ya? Mukannya sensi gitu"

Tanpa mengatakan apapum Monica mendorong setumpuk amplop coklat yang tadi Ia pegang kepada Richard.

Tanpa perlu membuka Richard tau apa yang ada di dalam amplop-amplop itu.

"Kenapa tidak di buka?"

"Sayang... "

Monica masih mendiamkan Richard.

Turn (Never lose hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang