Sedikit repot Monica menarik kopernya dan koper Richard masuk ke dalam hotel mewah yang kental dengan nuansa balinya.
"Wah.. Ini hotel punya bapak juga?" Tanya Monica yang mengaggumi hotel itu. Ia ingat itu adalah hotel yang sama dengan yang Ia pakai saat Ia tersadar untuk pertama kalinya sebagai Risa.
"Ya"
"Bapak kaya banget ya.."
"Kenapa kamu baru sadar kalau harusnya kamu mendekati saya bukan Willy.."
Monica berdecak dengan terus mengaggumi hotel itu. Saat Ia menjadi Risa Ia terlalu sibuk untuk sekedar memperhatikan apa yang ada di sekitarnya.
"Pak willy apa kabar pak? Saya tidak pernah lihat lagi."
"Saya jauhkan dari wanita seperti mu"
"Ihh bapak, kenapa sih sensi terus sama saya. Maaf sih pak.."
Richard menoleh dan menatap galak pada Monica.
"Senyum coba pak.. Pasti lebih ganteng kayak pak Willy."
"Kamu membandingkan saya dengan siapa?"
"Pak William, dia juga tegas kayak bapak. Tapi itu loh masih senyum..bapak juga sih, tapi kalau sama saya sinis banget sih pak. Maaf deh soal pesawat tadi."
Richard berdecak dan menggelengkan kepalanya. Ia juga menatap Monica dengan tak percaya.
"Sok asik banget kamu. Apa kita sedekat itu menurut mu? Pikirkan saja pekerjaan mu. Sana cepat ambil kunci kamar" ucap Richard
Monica berupaya menahan kekesalannya sendiri. Menghadapi Richard memang butuh energi yang luar bias. Tapi tetap saja Ia berhak merasa jengkel dengan Richard yang terus menerus sinis dan jengkel tanpa alasan.
"Kalau dia benci sekali dekat dengan ku..kenapa harus minta di temani." Gerutu Monica kesal dan berjalan menuju meja resepsionis.
"Ckckc..dia bahkan budak cinta paling setia ku saat aku menjadi Risa.. dasar sombong!"
Monica merubah raut wajahnya saat sudah sampai di meja resepsionis. Ia tentu saja tidak bisa mengalihkan kekesalannya pada resepsionis yang menyapanya dengan sangat ramah. Wanita itu juga tersenyum cantik, senyumnya menular kepada Monica.
"Saya mau cek in.. "
"Atas nama siapa ka?"
"Monica Larissa.." Ucap Monica
"Baik di tunggu sebentar ya ka"
Resepsionis itu mencarikan nama Monica dan Monica menatap Richard yang terus memberikan gerakan agar meminta Monica cepat.
"Tidak bisa sabar apa dia.." Gumam Monica sangat pelan. Namun wajahnya tetap tersenyum dan mengangguk pada Richard.
"Untuk 3 hari ya ka? Untuk cek in nya di jam 2 ya ka. Sambil menunggu kami akan siapkan welcome drink."
"Mba..bisa di percepat ngga?"
Wanita itu tersenyum dan mengangguk. "Bisa kak, tapi ada charge tambahan dan itu pun tetap harus menunggu selama 15 menit."
Monica menatap pada Richard yang terus menyuruhnya cepat.
"Saya ambil yang itu.."
"Baik kami proses ya kak.."
"Silahkan tunggu sebentar ya ka.. Nanti petugas kami akan mengantar Kaka dan suami ke kamar"
"Apa? Siapa?"
"Kaka.."
"Dengan siapa?"
"Suami? Kaka pesan paket honeymoon bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasy"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...