Monica sudah lebih siap menjadi Risa, meskipun tetap saja Ia terus saja terpesona dengan apapun yang Ia lihat yang Ia dapatkan.
Seperti saat ini Ia tak berhenti mengekpresikan kebahagianya karna dapat duduk di first class dalam perjalanan pulangnya ke jakarta.
Wajahnya nampak berbinar-berbinar setiap kali ada pramugari yang menawarkannya sesuatu.
Monica bahkan menikmati semua cemilan yang di berikan pramugari kepadanya.
“Snack first class seenak ini ya..” ucap Risa
Adele tak bisa mengatakan apapun selain menatap aneh dan cemas pada Risa. Risa yang ia tau tidak akan makan-makanan sampah seperti itu, Risa adalah pendiet ketat dengan jam makan yang sangat amat teratur.
“kamu ngga mau coba? Oh iya setelah di jakarta kita akan kemana? Besok jadwal saya kemana?”
“tidak ada jawal bu, besok kan sabtu dan minggu. Biasanya sabtu dan minggu tidak mau ada jdwal kerja apapun”
“ahh.. iya. Sabtu minggu tidak ada pekerjaan tentu saja..” ucap Risa antusias. Ia pun memakan coklat yang di berikan pramugari tadi. Adele menatap ngeri pada Risa. Ia sungguh takut besok saat Risa menimbang berat tubuhnya dan berat tubuhnya naik, Ia pasti akan habis di maki-maki.
“Apa artinya aku boleh jalan-jalan?” tanya Risa lagi denga tampang menggemaskannya.
Adele nyaris tak berkedip medengar pertanyaan Risa, Ia yakin ada yang salah dengan atasanya itu. Risa tidak pernah seriang ini dan juga tak pernah bicara banyak padanya kecuali urusan pekerjaan.
“ibu bisa melakukan apapun yang ibu mau”
Risa mengangguk mantap, “terimaksih ya”
“ibu ngga perlu berterima kasih”
“oh..tidak apa lah” saut Risa dan di iringi tawa.
Mereka telah tiba di jakarta, seorang pria tampan dengan pakaian kerja lengkap mendekat ke arah mereka.
“biar saya yang bawa” ucap Pria itu dan mengambil koper di tangan Risa.Risa nyaris tak mengedipkan matanya. Ia hampir tidak pernah di perlakukan seperti itu apalagi oleh seorang pria, tunggu apa pria itu adalah kekasihnya?
“Apa kamu pacar ku? oh atau suami ku?”
Pria yang di tanya seperti itupun nampak kaget, Ia langsung menatap Adel bingung.
“bu, ini Dimas sekataris dua Ibu”
Risa nampak terkejut , Ia tak hanya memiliki satu seketaris melainkan dua seketaris dan seketaris keduanya sungguh terlalu tampan untuk sekedar menjadi seketaris ataupun assistennya. Mengapa juga Risa tak memacari pria itu, dengan wajah secantik yang Risa punya Risa pasti bisa mendapatkan pria itu. Risa menutupi kecanggungannya dengan tertawa.
“prank..ha ha.. tentu saja saya tau dia Dimas.. sudah-sudah ayo” ucap Risa dan berjalan mendahului yang lainnya.
“Bu maaf tapi kesebelah sana” ucap Dimas. Risa kembali meringis lalu membenarkan arah jalannya. Di belakang risa, Dimas sibuk bertanya pada Adele mengapa atasanya bisa berubah seperti itu hanya dalam sehari.
“aku juga tidak tau, kemarin bu Risa stress berat lalu minum-minum sampai bangun dan pingsan. Setelah terbangun dia menjadi seperti itu.” bisik Adele
Dimas masih belum puas dengan pernyataan Adele, “apa kepalanya terbentur saat pingsan?”
Adele nampak berfikir kemudia menjadi cemas, “sepertinya iya.. bagaimana ini?” bisik Adele dengan sangat ketakutan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasi"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...