Dear Readers..
Sebelum baca ceritanya, sempatkan membaca ini yuk...
Ada beberapa Informasi yang mau aku sampaikan..
1. Aku minta MAAAAAF banget untuk semua kiriman buku yang tertunda sampai sekarang. Jujur aku pribadi belum tau kapan buku bisa mulai di order kembali.
2. Untuk hadiah buku give away pun.. Aku masih belum bisa kirim kendalanya sama seperti kendala 1. Tapi untuk hadiah lainnya akan segera aku proses ya.. Aku minta maaf untuk keterlambatan semuanya karna kemarin sempat bolak balik di istirahatkan di RS. Dan sempat menjadi salah satu orang yang mendapatkan pengalaman langsung terkait pandemi yang kita alami bersama ini.
3. Nah.. Ketiga.. Aku pengen banget nih ngajakin temen-temen untuk tebar kebaikan apalagi di bulan puasa yang Insha Allah pahalanya berlimpah..
Caranya gimana?
Aku mengajak teman-teman untuk ikutan Donasi bersama..Dananya yang terkumpul akan aku bagikan dalam bentuk makanan/sembako/uang langsung untuk orang" yang membutuhkan..
Ngga perlu banyak-banyak ya temen". Berapa pun Nominalnya pasti akan sangat membantu.
Terimakasih.. Untuk waktunya membaca pesan ini.
With Love 😘
alqish_zhang
***
Sebuah pintu apartement terbuka,munculah lusi dengan wajah polos tanpa make upnya yang tentu saja tetap cantik. Mendapati Richard yang berdiri di depan kamarnya Lusi pun mengulas senyum.
"Hai.. Kok kamu ngga bilang mau dateng?" Tanya Lusi ceria.
Richard tak mengatakan apapun. Ia masih tak tau harus mulai dari mana.
"Masuk.." Ucap Lusi dan Ia sendiri lebih dulu masuk ke dalam. Richard mengekori Lusi yang masih berceloteh tentang undangan pernikahan mereka.
"Contoh undangan kita sudah datang loh Rich.. Aku baru aja mau kabarin kamu." Ucap Lusi.
Ia mengambil satu undangan di atas mejanya. Lalu berjalan mendekat pada Richard.
"Nih.. Lihat deh" ucap Lusi ceria
Richard tak mengambil undangannya hanya terus menatap Lusi.
"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Lusi
"Lusi aku sudah menikah."ucap Richard
Lusi tentu saja terkejut mendengar ucapan Richard namun kemudian Ia tertawa.
"Issh.. Apa kau gila? Apa kau bosan hidup? Aku nyaris percaya ucapan mu itu."
Richard tak mengatakan apapun lagi kembali terdiam. Sungguh bukan maksudnya untuk menyakiti atau mempermainkan Lusi.
"Sudah ayo kita makan malam.. Aku masak ya.." Ajak Lusi dan menarik tangan Richard. Richard bergeming di tempatnya.
Lusi nampak ketakutan melihat Richard yang seperti ini.
"Rich.."
Richard tiba-tiba saja berlutut di hadapan Lusi. Membuat mata Lusi mendadak berkaca-kaca.
"Lusi maafkan aku"
"Jangan bercanda Richard.."
"Aku sungguh tidak bermaksud mempermainkan mu" ucap Richard yang langsung di jawab oleh Lusi.
"Tapi kamu mempermainkan ku!"
Richard menundukan kepalanya semakin dalam.
"Kenapa? Kenapa berlutut seperti itu? Bukankah kamu sangat sombong? Mana kamu yang berjanji tidak akan menyakiti ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasy"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...