"Ngga!" Ucap Denis dengan tegas. Ia dan Monica masih berada di dalam mobilnya. Setelah seharian bernostalgia, Denis pun memutuskan untuk mengantar Monica pulang. Namun tiba-tiba saja sebelum Monica turun dari mobilnya Monica memberikan kejutan yang sangat luar biasa untuk Denis.
"Jadi kamu ngajak aku pergi seharian karna keputusan gila mu ini?"
"Denis..dengar.."
"Engga, aku ngga mau dengar. Aku ngga akan terima surat pengunduran diri mu. Kalau kamu ngga nyaman dengan ku, maka aku yang lebih pantas keluar dari kantor bukan kamu. Kamu udah lima tahun di sana ca.."
"Karna udah lima tahun nis.. Aku harus berani mengambil keputusan lain. Di sana aku tidak bisa berkembang. Aku sudah menyadari itu sejak lama, hanya saja aku takut mengambil keputusan ini dengan segala resikonya." Ucap Monica
Denis tetap tak bisa menerima keputusan monica yang sangat mendadak ini.
"Lalu sekarang berani? Kamu melakukan ini untuk menghindari ku kan?"
"Demi Tuhan.. Ini bukan tentang kamu. Ini tentang aku dan hidupku. Aku tidak bisa membiarkan diri ku untuk terus di tempat itu tanpa kejelasaan. Kamu tau kan, mereka tidak pernah mengakui kemampuan ku..hanya karna aku tidak cantik. Kecelakaan kemarin membuat aku sadar kalau aku tidak bisa terus menerus menyakiti diri ku seperti ini." Ucap Monica mantap
"Oke, lalu kamu sudah punya pekerjaan lain? Kamu tau bukan kebutuhan keluarga mu sedang sangat banyak. Apalagi.."
"Apalagi mamah ku sakit. " lanjut Monica
Denis menghela napasnya dan menatap wajah monic dengan lembut dan memohon.
"Paling tidak keluarlah saat kamu mendapatkan pekerjaan lain."
"Aku sudah melamar.."
"Melamar itu belum tentu di terima" bantah Denis
"Nis.."
"Ca!"
Kini gantian Monica yang menghela napasnya. Ia mencoba memberikan Denis pengertian.
"I can handle it. I promise.. "
"Aku lebih berhak keluar dari tempat itu ca.."
"Kalau memang kamu tidak nyaman keluar saja.. Kita selalu punya pilihan bukan? Dan sebagai sahabat mu aku akan mendukung mu. Begitupun yang aku mau dari kamu. "
"Aku bukan tidak mendukung mu aku hanya.."
"Trust me..like i trust you. Terimakasih sudah mengkhawatirkan ku. Tapi mulai saat ini aku akan benar-benar menjaga diriku.. Jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan ku. Aku tidak akan lagi melakukan sesuatu yang menyakiti diriku. Dan ini adalah salah satu caranya" ucap Monica
Tangan Denis mengusap lembut kepala Monica.
"Oke, tapi kapanpun kamu butuh bantuan tolong beri tahu aku.."
Monica mengangguk dan tersenyum.
"Tentu.. Lagi pula kamu harus membayar semua hutang-hutang mu padaku." Ledek Monica
Denis masih menatap Monica cemas. Monica mengambil tangan Denis dan menggenggamnya.
"Bukan aku yang harus kamu khawatirkan..tapi diri kamu sendiri. Mulai saat ini aku tidak akan lagi menyelesaikan kesulitan mu. Kamu harus mulai mengatasinya sendiri.. Aku tidak lagi menjadi perisai mu jadi hadapilah.." Ucap Monica
"Kamu tau.. Dadaku terasa sakit sekali sekarang. Aku merasa seperti sedang di campakan sekarang."
Monica tersenyum geli. "Oh ya..baguslah. Jadi kamu tau rasanya. Itu yang selalu aku rasakan setiap kali kamu memilih menjaga perasaab kekasig mu di bandingkan perasaan ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn (Never lose hope)
Fantasy"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya hanyalah sebuah lelucon. "Apa menurut mu hidup ku lelucon? Apa menurut mu rasa sakit ku adalah mainan...