Happy reading
-----
"Bangsat lo!" teriak Kanya menggila.
"Sorry Kan. Gue gak maksud kek gitu" bela seorang cowok yang sedang dihajar oleh Kanya.
"Gak maksud lo bilang ha! Tai lo! Lo emang udah sengaja, goblok" keluar sudah umpatan-umpatan kasar dari mulut Kanya.
"Udah Kanya! Udah!" ucap Aza mencoba untuk memisahkan Kanya dengan cowok dihadapannya itu. Tetapi tangannya ditepis dan mendapatkan lirikan dari Kanya.
Banyak siswa dan siswi yang menonton aksi tersebut. Tapi dari jarak yang cukup jauh. Mereka takut akan kemarahan Kanya.
"Lo tadi hampir ngebunuh gue tau gak sih! Juga ngebunuh temen gue! Sadar dong lo! Gak maksud apaan maksud lo! Jelas buktinya! Gue selama ini udah tau kalo lo selalu ngerjain gue tapi kalo lo naruh obat apaan dimakanan gue kayak gitu. Gue bisa aja keracunan dan mati! Goblok tau gak lo! Untung aja gue diselamatin sama kucing yang makan bakso gue!" kali ini tentang keselamatan nyawanya dan teman-temannya, ia tak akan irit bicara. Semuanya tau kalo Kanya irit bicara, tetapi dalam kalimatnya ini ada kesan dingin.
"Gue akuin gue dendam sama lo karena lo mempermaluin gue dilapangan dulu. Sumpah gue gak mau ngebuat lo mati! Gue juga gak tau itu obat apaan? Gue taunya itu obat pencahar!"
"Alah! Bangsat lo!" teriak Kanya mulai memukul cowok tersebut hingga cowok tersebut tersungkur di lantai. Cowok tersebut tak hanya menerima pukulan dari Kanya. Ia juga melawan. Ia tak mau sampai babak belur apalagi mati konyol karena seorang cewek.
Bian yang melihat ada kerumunan disekitar lapangan mulai penasaran dan mendekat.
"Ada apaan nih?" tanya Bian pada seorang siswa disana.
"Kanya lagi beranten sama si Doni" jawab siswa tersebut.
"Kenapa?"
"Gak tau. Tapi tadi gue denger si Doni mau ngasih obat pencahar ke makanan Kanya, eh taunya malah racun"
"Wah parah nih. Gue kesana dulu. Thanks bro" ucap Bian kemudian berlari menuju Kanya. Disana memang sudah ada Aza dan Maya. Tapi mereka tak bisa menghentikan aksi Kanya.
"May!" panggil Bian.
"Tolong bi! Kanya udah kalut! Gue gak bisa ngehentiinnya" ucap Maya.
"Gue akan coba semaksimal gue"
"Thanks bi" ucap Aza dan Maya.
"Anya berhenti!" teriak Bian dan mulai menahan tangan Kanya agar tak memukul Doni.
"Lepasin!" teriak Kanya merontah.
"Gak! Gue akan gue lepas Anya!"
"Bi! Gue peringatin. Lepas!" ucap Kanya dengan tatapan yang bisa dibilang penuh amarah.
"Lo luka Anya!"
"Gue gak peduli!" entah kenapa akhir-akhir ini emosi Kanya naik. Padahal saat ada yang melakukan hal apapun pada Kanya, Kanya akan membalasnya dengan rencana-rencana yang apik dan ringkas. Dengan pelan tapi berencana.
"Anya!" oke kali ini Bian menghentikan aksi Kanya dengan memeluknya. Ia tak peduli lagi dengan apa yang akan dipikirkan semua orang. Yang terpenting sekarang ini Kanya bisa tenang. Kanya yang dipeluk mencoba memberontak. Tapi tenaga Kanya sudah tak banyak makanya kemudian ia diam.
"Semuanya bubar!" teriak Bian pada segerombolan siswa-siswi yang menonton adegan pertengakaran antara Kanya dengan Doni. Doni dan teman-temannya juga pergi dari lapangan. Dengan Doni dipapah oleh teman-temannya, karena ia terluka sangat parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Side (COMPLETED)
Teen FictionCerita sudah tamat! Ini murni dari otak penulis ya! --------- "Gue, ya gue! Lo, ya lo!" Cerita twinsister yang lumayan rumit, berawal dari mana ya? Tak hanya cerita sistership disini, ada beberapa konflik lain yang di alami oleh keduanya. Friendsh...