33 : Si sok misterius

53 12 0
                                    

Sheila menghubungi Key dengan terburu-buru. Takut Key sudah berangkat dan sampai di sekolah.

"Halo" ucap Sheila saat panggilan tersambung.

"Ngapain nelpon? Gue mau jemput lo nih. Lagi dijalan, hampir nyampek rumah lo" ucap Key.

"Eh?" kaget Sheila.

"Woy!" teriak Key.

"Kenapa lo nelpon?" tanya Key.

"Aslinya gue minta jemput sih. Eh taunya lo punya inisiatif jemput gue" jawab Sheila.

"Iya. Kan gue punya insting yang tajem" bangga Key.

"Udah ah. Gue tutup. Tungguin gue disana" ucap Key dan mengakhiri panggilan.

Sheila segera memasukkan ponselnya ke saku roknya dan menuju depan gerbang rumahnya.

"Katanya tadi hampir sampek" kesal Sheila saat tak melihat Key didepan gerbang.

"Sheila!" teriak Key dari jauh.

"Belum juga nyampek udah teriak-teriak" ucap Sheila pelan.

"Cepet ya?" tanya Key saat berada didepan Sheila.

"Lumayan. Eh, lo tumben bawa motor?" tanya Sheila.

"Pengen aja. Yuk!" ajak Key.

"Sini pegangan" ucap Key dan Sheila memegang tangannya untuk naik ke motor Key.

"Untung gue bawa jaket" ucap Sheila.

"Hehehehe..... Nih helm nya. Ingat keselamatan nomor satu" ucap Key dan memberikan helm pada Key.

"Iya bawel"

"Gue bawelnya ke lo doang ya" elak Key tak terima.

"Iya iya. Udah yuk berangkat aja. Nanti telat. Mampus kita" ucap Sheila.

"Kuy!" ucap Key dan melajukan motornya.

Key melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Pegangan dong Shel" ucap Key.

"Apa?" tanya Sheila tak mendengar apa yang dibicarakan Key.

"Pegangan! Gue mau ngebut!" ucap Key teriak agar Sheila dengar.

"Oke" Sheila melingkarkan tangannya di perut Key. Key yang melihat itu tersenyum malu. Sama halnya dengan Key, Sheila pun melakukan hal yang sama, tersenyum malu dibalik punggung Key.

"Sampek juga akhirnya" ucap Key saat mereka berada diparkiran sekolah.

"Gue juga mau diajarin naik motor dong Key" ucap Sheila saat sudah turun dari motor Key.

"Emang boleh sama bonyok?" tanya Key.

"Kanya aja boleh masa gue ga boleh sih. Pasti boleh kok" jawab Sheila.

"Iya. Nanti gue ajarin. Tapi gak pakek motor gue yang ini"

"Pakek motor gue aja" ucap Sheila.

"Emang lo ada motor?"

"Ada. Punya Kanya kan punya gue" jawab Sheila dengan polosnya.

"Iya deh iya. Gak dikuncir lagi tuh rambut?" tanya Key saat melihat rambut Sheila terurai bebas.

"Iya. Nanti aja deh. Gue bawa karet rambut. Kalo lagi gerah nanti gue kuncir rambut gue" jawab Sheila.

"Yaudah. Yuk ke kelas!" ajak Key.

Mereka berjalan beriringan melewati koridor menuju kelas. Selama perjalanan, seperti biasanya Sheila disapa oleh adik dan kakak kelas, entah itu cewek atau cowok dan dibalas Sheila dengan senyuman. Key? Dia juga disapa. Tapi ia tak menghiraukannya. Makanya terkadang mereka iri sama Sheila karena bisa dekat dengan Key.

"Eh, gue lupa. Gue mau ke ruang osis dulu ya Shel" pamit Key. FYI, Key adalah sekretaris dalam organisasi tersebut.

"Iya-iya mas sekretaris" goda Sheila.

"Apaan deh" Key meninggalkan Sheila didepan kelas mereka. Untung aja ditinggalin didepan kelas, bukan ditengah-tengah perjalanan ke kelas.

Sheila masuk dengan senyuman yang masih melengkung di bibirnya.

"Waa... Kesambet apa lo? Pagi-pagi udah senyum, lebar lagi" goda Arsha.

"Apaan deh lo Sha"

"Eh, kok tumben meja gue bersih?" tanya Sheila kemudian. Ia melihat mejanya bersih. Tak ada coklat ataupun bunga.

"Gue juga heran. Tadi pagi gue udah sampek tuh meja lo udah bersih" ucap Arsha.

"Mana Ara?" tanya Sheila saat menyadari teman yang satunya itu tak ada disamping Aza.

"Toilet"

"Ow....."ucap Sheila dan duduk di bangkunya. Saat ia hendak mengambil buku di loker bangku, ia mendapati sebuah surat ayng dibungkus amplop berwarna biru langit.

"Apaan nih?" tanya Sheila pelan pada dirinya sendiri.

Untuk : Sheila
Dari : seseorang

Gue udah singkirin bunga dan coklat dibangku lo. Gue tau, lo risih bangku lo penuh hal-hal yang kayak gitu. Jadi dengan inisiatif dan gue sayang sama lo, jadi gue setiap pagi akan ngambilin semua itu dan gue buang.

Always smile Sheila:)

"Ow... Ceritanya mau sok misterius" ucap Sheila saat sudah membaca surat tersebut.

Kringggggg......
Bel akhirnya berbunyi, guru yang mengajar masuk dan pelajaran dimulai.

"Permisi. Maaf bu Mayang saya telat" ucap Key dan menyalami guru yang mengajar, bu Mayang.

"Iya. Duduk"

"Kenapa lo telat?" tanya Sheila saat Key duduk disampingnya.

"Biasa. Urusan Osis" jawab Key.

"Key. Gue dapet surat" ucap Sheila berbisik, takut guru yang bersangkutan mendengar dan memberikan surat tadi pada Key.

"Pengagum rahasia?" tanya Key sesudah membaca isi surat tersebut.

"Gue gak tau"

"Jadi mulai hari ini, meja lo akan bebas dari namanya cokelat dan bunga?" tanya Key meyakinkan.

"Mungkin"

"Sheila! Key!" panggil bu Mayang. Key dan Sheila yang dipanggil menoleh ke arah Bu Mayang dengan ekspresi terkejut.

"Kalian kenapa bisik-bisik?" tanya bu Mayang.

"Eh, itu bu Key nanya halaman" bohong Sheila dengan gelagapan.

"Iya bu, saya nanya halaman" tambah Key.

"Baik. Tapi saya gak mau kalo ada yang berbicara disaat saya menerangkan. Mengerti!?"

"Mengerti bu" jawab Key dan Sheila.

---

-Next-

Revisi : 25 September 2021

On Your Side (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang