55 : terbongkar

53 9 0
                                    

Hari ini Kanya beraktivitas seperti biasanya. Berangkat sekolah, tapi nganter Sheila dulu. Baru ke sekolahannya.

"Gue ingetin sekali lagi. Lo jangan deket sama Nino!" peringat Kanya. Kanya sudah menceritakan tentang Nino, tapi tidak semua. Ia hanya bilang bahwa ada yang tidak beres dari Nino dan perihal Nino tahu kalo mereka kembar.

"Bawel!"balas Sheila dan meninggalkan mobil Kanya. Setelah Sheila masuk ke dalam sekolah, Kanya memutar mobilnya menuju sekolahnya.

"Pagi!" sapa Maya saat mereka berpapasan dikoridor.

"Juga"

"Ada apa? Muka lo kek pucet pucet gimana gitu. Ada masalah?" tanya Maya.

"Gak ada. Mungkin karena kemaren gue habis jatuh dari motor" alasan. Sebenarnya, Kanya punya firasat gak enak sejak semalam. Makanya ia kurang tidur.

"Ow.. Jadi bener, lo kemaren habis kecelakaan? Eitss, kalo lo mau tau gue tau hal ini dari Kiki. Kiki kan masih sobatnya pacar gue" jelas Maya.

"Serah"

"Yuhuy!" seru Kiki saat masuk kelas yang kebetulan Kanya sudah masuk duluan bersama Maya.

"Berisik" ucap Kano dibelakang Kiki.

"Kan? Hari ini lo duduk sama gue ya?" rayu Kiki. Jika kalian bingung, Kano dan Kiki sepakat untuk giliran duduk dengan Kanya. Hari ini aslinya jadwalnya Kano.

"Apaan lo! Hari ini gue yang duduk sama Kanya. Lo duduk sama Jery!"

"Issh... Lo gak bisa diajak kompromi. Gue mau nyontek Kanya nanti" Kanya yang melihat hanya menggelengkan kepala begitu juga yang lain.

"Gak ada! Sana ke bangku lo" usir Kano dan Kiki dengan pasrahnya duduk dibangkunya.

Semenjak memasuki kelas 12, Kanya diawasi habis-habisan oleh Kiki juga Kano. Kanya tak bisa berbuat onar lagi. Bukan tak akan tapi jarang. Maya dan Aza senang dengan perubahan kecil sahabat nya itu.

"Kantin gak?" tanya Kiki saat bel istirahat berbunyi.

"Duluan aja" ucap Kanya.

"Yaudah lo nyusul ya. Gue sama yang lainnya ke kantin dulu" ucap Kiki yang keluar kelas dengan Maya, Aza dan Tama.

"Lo kenapa masih disini?" tanya Kanya.

"Lo gak liat gue masih nyatet" jawab Kano.

Drrtttt... Ponsel Kanya bergetar. Bukan panggilan telepon tetapi cuma chat dari Nino. Tunggu? Kenapa si Nino tau kontaknya? Bukan itu yang jadi masalah sekarang, tapi isinya yang membuat Kanya marah.

"Bangsat!" umpat Kanya lirih.

"Kenapa?" tanya Kano dan melirik ponsel Kanya. Untung saja Kano melihat isi pesan itu sebelum Kanya menyembunyikannya dari mata Kano.

Kanya bangkit, mengepalkan kedua tangannya dan buru-buru pergi dari kelas. Kano yang melihat hal itu menghubungi Kiki untuk segera menyusul mereka. Iya mereka, karena Kano juga mengikuti Kanya pergi.

-----

Sheila kini duduk sendiri dibangkunya karena sahabatnya pergi ke kantin dan ia tak ikut karena malas. Entah kenapa kelas sepi, padahal biasanya pasti ada 5 sampai 8 anak yang berada disini.

"Mungkin perasaan gue doang kali" gumamnya. Tapi hal tersebut membuat Sheila tak tenang. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan pesan kepada Key agar cepat ke kelas.

Kriieet..... Pintu kelas didorong dan otomatis Sheila menoleh ke sumber suara. Bukan dibuka, melainkan pintunya ditutup oleh seorang cewek.

"Nella, gue kira siapa" Sheila menghembuskan nafas lega karena yang datang teman sekelasnya. Tapi tunggu. Tatapan mata macam apa itu? Pikir Sheila. Matanya menatap kosong ke arahnya.

On Your Side (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang