48 : Perpisahan

52 9 1
                                    

Weekend pun tiba. Hari ini ceritanya si Kanya mau keluar bersama Bian sebelum ia akan kepedesaan selama kurang lebih 1 minggu.

"Lo gak mau liburan sama gue ke pantai?" entah ini ajakan ke berapa dari Bian. Sejak Kanya bilang akan ke pedesaan, ke rumah oma Kanya, Bian ingin ikut tetapi berkat alasan Kanya yang cukup meyakinkan Bian akhirnya Bian tak ikut dan malah mengajak Kanya ikut liburan dengannya juga teman-temannya kepantai.

"Bi, kan gue udah bilang. Sibling time. Lo tau gue juga kesana bukan cuma liburan, tapi gue juga ngurus perkebunan peninggalan oma gue" jelas Kanya. Lagi.

"Iya deh"

"Jadi jalankan?" tanya Kanya.

"Iya. Pokoknya hari ini kita akan senang-senang sebelum lo ke pedesaan" putus Bian.

"Yaudah jalan" Mereka sedari tadi berada diatas motor, tetapi karena ada yang mengganjal di hati Bian kayak tadi makanya mereka berhenti sebentar.

"Pegangan dong Ay!" suruh Bian dengan teriak, takut Kanya tak mendengarnya.

"Modus lo!" ucap Kanya juga berteriak.

"Ngapain modus?" tanya Bian dan meraih tangan Kanya dan melingkarkannya pada perut Bian.

"Gini kan aman jadinya" ucap Bian kemudian dan Kanya hanya terkekeh melihat tingkah Bian.

Mereka keliling taman kota, kemudian berhenti di alun-alun kota, lanjut ke rental komik dan terakhir mereka berada di rumah pohon dekat hutan dan sekolah SMP Kanya ( part 16).

"Gak kerasa udah sore aja" ucap Bian. Posisi mereka Kanya duduk sedangkan Bian tidur, menjadikan paha Kanya sebagai bantal.

"Iya"

"Kayaknya waktu yang terlalu cepet deh" protes Bian.

"Seharusnya kalo kita pas berdua, waktunya dilambatin dong" tambah Bian.

"Udah deh Bi"

"Eummmmm ay?" panggil Bian.

"Kenapa?" tanya Kanya.

"Gue mau jujur sama lo"

"Jujur? Soal apa?" heran Kanya.

"Eummm... Soal hubungan kita" deg. Kanya terkejut, tapi singkat dan memasang ekspresi biasa.

"Emang kenapa sama hubungan kita?" tanya Kanya pura-pura tak tahu.

Bian bangkit dan duduk kemudian memeluk Kanya erat.

"Kenapa sih Bi?" bingung Kanya.

"Gue gak tau harus bilang apa sama lo. Gue juga baru tau semalem saat mama bongkar-bongkar gudang dan liat-liat album foto. Disana ada foto nyokap sama bokap lo yang hadir di pesta pernikahan orangtua gue. Gue nanya sama bunda, dan jawabannya bikin gue kaget Ay. Lo tau? Kita sepupuan" penjelasan panjang Bian tidak membuat Kanya terkejut, karena memang Kanya sudah tau. Tetapi yang membuat Kanya terkejut adalah Bian menangis sambil memeluk dirinya.

"G-gue gak mau putus sama lo" tambah Bian.

"Gue gak tau harus bilang apa Bi. Gue juga udah siapin hati gue buat kuat. Entah firasat atau apa? Tapi gue udah ikhlas kok" ucap Kanya dan mengusap punggung Bian.

"Gue sayang sama lo Ay" ucap Bian dan melepas pelukan mereka.

"Gue juga, sebagai sepupu lo sekarang" sakit? Iya. Tapi harus apa?

"Terima kasih udah mau jadi pacar gue"

"Iya"

"Yaudah. Pulang yuk! Udah malem" ajak Bian. Mereka turun dari rumah pohon.

On Your Side (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang