Tak terasa hari ini adalah hari keberangkatan Bian untuk belajar ke negeri orang. Masih mau belajar, kan ada prosesnya. Teman-teman Bian dan Kanya serta Kano mengantarkan Bian ke bandara. Orangtua Bian juga ada.
"Cepet amat deh buat ke hari ini" eluh Kiki.
"Alay deh lo. Kita kan nanti bisa VC. Jaman udah canggih kali" ejek Tama.
"Tau lo!" serbu Aza yang ikut membully Kiki.
"Bully aja gue" kesal Kiki.
"Lo hati-hati" ucap Kanya setelah tadi hanya diam.
"Iya" Bian gemas dengan Kanya dan mengacak rambut Kanya yang dikuncir itu.
"Bian! Ayo!" ajak bunda Bian.
"Maaf ya, Bian harus segera check-in" ucap bunda Bian pada teman-teman Bian.
"Iya tante" jawab mereka bersamaan.
"Gue duluan" pamit Bian dan menarik kopernya menjauh dari mereke.
"Kalo lo pulang, jangan lupa oleh-oleh buat gue!" teriak Kiki dan mendapat acungan jempol dari Bian.
-------
Setelah mengantarkan Bian ke bandara, mereka memutuskan untuk hangout ke cafe terdekat.
"Rese" ucap Kiki.
"Kenapa lo?" tanya Tama heran.
"Gue kesel. Kenapa dipercepat sih Bian ke luar negeri nya"
"Gak tau. Ikhlasin aja Ki" ucap Kano.
"Lo kayak cewek yang gak mau diajak ldr sama pacar nya tau gak sih Ki" ejek Aza.
"Sahabat sama pacar itu lebih penting sahabat menurut gue" ucap Kiki.
"Serius?" tanya Maya meyakinkan.
"Itu gue dan gue serius" jawab Kiki dengan percaya diri.
"Oww... Pacar lo mana Kan?" tanya Aza tiba-tiba karena Kanya berjanji akan mengenalkan pacarnya pada teman-teman nya. Aslinya sih dipaksa berjanji untuk mengenalkan pacarnya.
"Bentar lagi sampek" jawab Kanya.
"Oke"
Tak lama setelah itu, Erik datang dengan rambut acak-acakan dan muka agak lebam.
"Sorry gue telat ya?" tanya Erik saat berada dimeja mereka.
"Enggak kok" jawab Aza.
"Kenapa lo?" tanya Kanya.
"Gila! Gue tadi dicegat pria berjas hitam dan dihajar. Gue gak tau gue salah apa. Untung aja ada warga yang nolongin jadinya gue selamat kesini bukan berakhir di rumah sakit" jelas Erik. Kanya dan Kano hanya bertatapan, seperti teringat sesuatu.
"Duduk dulu" suruh Kiki.
"Nih minum!" Kanya menyodorkan minumannya. Eits, Kanya sama sekali gak meminumnya jadi masih utuh kok.
"Thanks" Erik meneguk minuman dari Kanya hingga habis tak tersisa.
"Lo haus apa gimana Rik?" tanya Kiki dengan nada bercanda.
"Lo jangan ngeledek ya Ki" balas Erik.
"Enggak deh. Sorry" ucap Kiki. Kanya kemudian berdiri,membuat mata mereka memandang Kanya.
"Mau kemana?" tanya Maya.
"Minta betadine sama hansaplas" jawab Kanya dan menuju kasir. Kali aja ada.
"Ciee.. Diperhatiin" goda Aza pada Erik.
"Apaan deh lo" aslinya Erik senang bisa diperhatikan sama Kanya. Siapa tau Kanya udah bisa buka hati buat dia, meskipun awalnya mereka mau pacaran bohongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Side (COMPLETED)
Roman pour AdolescentsCerita sudah tamat! Ini murni dari otak penulis ya! --------- "Gue, ya gue! Lo, ya lo!" Cerita twinsister yang lumayan rumit, berawal dari mana ya? Tak hanya cerita sistership disini, ada beberapa konflik lain yang di alami oleh keduanya. Friendsh...