Bian, Kanya dan Kiki berjalan beriringan ke kamar Kanya dengan obrolan yang unfaedah dan ditanggapi Kanya dengan Deheman atau jawaban singkat.
"Masuk" ucap Kanya saat ia sudah membuka pintu kamarnya.
"Wo...... Kayak kamar gue. Nuansa cowok" ucap Bian.
"Kamar gue juga nuansa cowok kali" ucap Kiki.
"Kali aja nuansanya beda. Pink gitu" ejek Bian.
Kanya mencari sosok Kano dengan santai.
"Sarapannya belum dimakan berarti ada dikamar mandi" batin Kanya.
Tapi kok lama? Tambah Kanya curiga.
"Lagi nyariin apa sih?" tanya Bian heran, karena dari tadi ia melihat Kanya menelusuri setiap ruangan kamarnya.
"Gak ada" jawab Kanya.
"Gue siapin bentar PS nya" ucap Kanya menuju tempat televisi, mengeluarkan PS serta stick nya.
"Nih" ucap Kanya saat ia sudah menyiapkannya.
"Oke. Eh, PS4?" tanya Kiki.
"Iya. Gue kekamar mandi bentar" jawab Kanya.
"Keluar!" teriak Kanya saat berada didepan pintu kamar mandi tak lupa mengetuknya.
"Emang ada siapa sih?" tanya Bian penasaran.
"Kano" jawab Kanya santai.
"Apa!?" ucap Kiki dan Bian bersamaan. Mereka sama-sama terkejut.
"Hmm..."
"Ada suara air sih didalem" ucap Bian mendekat ke Kanya.
"Dikunci" ucap Kanya.
"Namanya juga lagi mandi" ucap Kiki masih duduk dengan memainkan PS.
"Dobrak Bi" ucap Kanya kemudian.
"Ha?"
"Yaudah gue aja" ucap Kanya kemudian, dan mengambil ancang-ancang untuk mendobrak.
"Gak usah Anya! Gue aja" Kanya menepi dan Bian mencoba mendobrak pintunya.
"Astaga!" ucap Bian saat pintu sudah terbuka.
"Kano!" teriak Kanya. Ia melihat Kano sudah tergeletak di lantai kamar mandinya dengan luka sayatan di lengannya.
"Woy bangun! Ki! Ambil hp gue! Panggil dokter! Buruan! Bi! Bantu gue angkat Kano!" ucap Kanya dengan tegas dan dengan sedikit rasa khawatir.
Bian dan Kanya menaruh Kano dikasur Kanya, Kanya mengambil handuk yang tadi ia kasihkan Kano untuk menghentikan pendarahan di tangannya.
"Dokternya udah sampek" ucap Kiki dan mempersilahkan dokter masuk untuk memeriksa Kano. Kiki, Bian dan Kanya mundur. Memberi ruang untuk dokter memeriksanya.
"Tetangga lo ternyata dokternya" ucap Kiki dan diberi anggukan Kanya. Kiki menggenggam tangan Kanya, sedangkan Bian merangkul bahu Kanya. Kanya? Ia melihat dengan ekspresi datar ke arah Kano.
"Jangan bilang ke siapapun masalah ini" peringat Kanya pada Kiki dan Bian.
"Gak akan kok" ucap Bian.
"Mulut gue bukan ember pecah kok" ucap Kiki dengan candaan.
"Kanya" panggil dokter menghadap ke arah Kanya.
"Iya dokter Farhan. Ada apa?" tanya Kanya.
"Kondisi teman kamu cukup menghawatirkan. Untung saja urat nadinya tidak kena dan juga dia tidak kehilangan begitu banyak darah jadi tidak perlu dibawah ke rumah sakit. Ah ya! Teman kamu kelihatan kena self harm" jelas dokter Farhan. Luka Kano sudah ditutupi, beserta luka-luka lain dilengan Kano.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Side (COMPLETED)
Teen FictionCerita sudah tamat! Ini murni dari otak penulis ya! --------- "Gue, ya gue! Lo, ya lo!" Cerita twinsister yang lumayan rumit, berawal dari mana ya? Tak hanya cerita sistership disini, ada beberapa konflik lain yang di alami oleh keduanya. Friendsh...