29 : Jendela

49 12 0
                                    

"Kenapa lo tiba-tiba kerumah?" tanya Sheila saat mereka berada didalam kamar Sheila.

"Pengen aja sih. Kamar lo beda ya sama punya saudara lo. Nuansanya dan aroma nya"

"Iyalah"

"Tapi gue lebih suka kamar lo deh Shel"

"Makasih"

"Nonton film yuk! Gue ada film bagus di laptop gue" ajak Key.

"Genrenya apa nih?" tanya Sheila.

"Tenang aja. Bukan horor kok tapi action"

"Oke. Gue ambil cemilan dikulkas ya. Lo siapin aja" ucap Sheila, dibalas anggukan oleh Key dan Sheila turun ke dapur untuk mengambil beberapa camilan dan minum.

Tak lama Sheila datang dengan nampan yang berisi banyak camilan dan minuman.

"Berat Shel! Lo bisa minta bantuan gue" ucap Key.

"Gak apa lagian ga berat-berat amat" ucap Sheila dengan cengiran. Kemudian mereka menonton film di laptop Key.

------

Kanya menerima pesan dari Sheila dari 10 menit yang lalu. Ia masih tetap berada dikamar orangtuanya.

"Lama gue gak kesini. Terakhir kali sebelum gue ke rumah nenek" ucap Kanya.

"Balik aja deh" ucap Kanya kemudian dan meninggalkan kamar orangtuanya menuju kamarnya.

Kanya melangkahkan kakinya, langkah yang ia ambil tak begitu cepat dan tak begitu lambat.

"Mandi" ucapnya saat sudah berada dikamar.

Kanya mengambil pakaian dari lemarinya dan membawanya ke kamar mandi. Cukup singkat acara mandi Kanya, kini Kanya keluar dengan mengenakan kaos hitam polos pendek dipadukan dengan celana jeans sobek-sobek dan dengan handuk dikepala, karena rambutnya basah.

"Mana sih hairdryer gue?" ucap Kanya sambil mencari hairdryer miliknya.

"Ketemu! Ngapain ngumpet di kolong meja?" gerutu Kanya.

Kanya mengeringkan rambutnya dengan sedikit kesulitan. Apalagi rambutnya lumayan panjang, ia tak bisa menjangkau bagian belakang. Disaat ia sibuk dengan rambutnya ada telepon masuk dari Bian.

"Apaan?" tanya Kanya saat telepon tersambung.

"Gue didepan rumah lo!" ucap Bian.

"Masuk aja langsung. Tapi manjat . Lo langsung kekamar gue lewat jendela aja. Warna gordennya gelap pokoknya" jelas Kanya.

"Ngapain lewat jendela kalo ada pintu?" tanya Bian heran.

"Gak usah banyak tanya. Lakuin aja sih. Gak tinggi-tinggi amat kok" ucap Kanya dan memutuskan panggilan teleponnya.

"Ribet" ucap Kanya kemudian.

Toktok.. Ada yang mengetok jendela kamar Kanya.

"Masuk aja!" perintah Kanya.

"Ngapain sih gue disuruh lewat jendela segala?" kesal Bian pada Kanya.

"Biar langsung ke kamar gue. Gue mager" jawab Kanya.

"Lagi apa lo?" tanya Bian.

"Lo gak liat" kesal Kanya, pasalnya ia lagi kesusahan.

"Gue taulah. Sini gue bantu" ucap Bian.

"Oke" ucap Kanya dan menyerahkan hairdryer nya pada Bian.

"Gak pernah ngeringin rambut sendiri?" tanya Bian.

On Your Side (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang