17 : do it!

78 16 0
                                    

Permisi gue mau numpang lanjut re-publish, berhubung gue rajin

————

Pagi ini Sheila sudah berada disekolah. Untuk menjalankan aksinya.
Melewati lorong-lorong sekolahan yang masih sepi. Ia mulai ke rooftop untuk menaruh beberapa barang yang perlu disembunyikan untuk sementara waktu.

"Gue bolos aja kali ya? Nanti waktu istirahat, gue ke tempat-tempat yang udah gue tandain" ucapnya mengatur strategi dan tetap berada di rooftop.

Sheila menunggu begitu lama. Hingga ia dibuat bosan dengan sendirinya. Kenapa ia tak memainkan ponselnya? Karena ia mematikan ponselnya, tak mau diusik.
Hingga akhirnya, waktu yang ia tunggu-tunggu datang. Ia segera memakai pakaian seragam tukang kebun disekolah ini tak lupa ia mengenakan masker hitam dan kemudian meninggalkan rooftop.

Pertama-tama, ia akan menuju toilet putri. Dan benar saja, disana sudah ada segerombolan siswi yang sedang membully.

"Pasti cuma ada mereka doang," batin Sheila.

Sheila masuk kedalam toilet, tak lupa ia mengunci pintu akses keluar masuknya. Didepan pintu ia menaruh tanda 'toilet dalam masa perbaikan'. Ide yang sangat cerdik bukan?

"Aduh pada ngapain atuh mbak?" tanya Sheila dengan suara yang dibuat berbeda.

"Ngapain lo disini! Tukang kebun harusnya dikebun!" usir salah satu dari segerombolan siswi tersebut. Aslinya tak banyak, cuma 4 siswi.

"Kan tugas saya juga bersihin kamar mandi mbak bukan kebun doang atuh" jawab Sheila.

"Ngejawab aja lo!"

"Lo tukang kebun baru ya?" tanya salah seorang dari mereka.

"Iya mbak" jawab Sheila.

"Lo udah gak sekolah ya? Gak ada duit? Kasihan" ucap cewek bertubuh ideal dengan meremehkan.

"Saya yang kasihan atuh sama mbak mbaknya. Duit? ada, Cantik? Iya, kaya? Iya. Kurang apa lagi coba? Tapi sayangnya kok main bully bully-an. Padahal orang yang berduit lo mbak. Gak pernah dididik bagaimana cara menghargai orang lain ya? " kini Sheila yang bersuara, melepas masker mulut dan ganti menutup daerah sekitar mata.

"Eh lo! Gak usah nasehatin kita deh!"

"Saya gak nasehatin kok mbak. Saya cuma bilang. Kalo kalian punya segalanya jangan ngerendahin yang gak mampu dong. Seharusnya kalian tuh berteman yang merata" ucap Sheila.

"Alah bacot lo! Tarik dia kesini mel!" suruh siswi yang bertubuh ideal itu kepada temannya.

"Kayaknya itu ketua mereka". Batin Sheila.

"Sini lo!" siswi yang dipanggil mel tadi menghampiri Sheila dan ingin menjambak Sheila , dengan sigap Sheila langsung menangkis tangan siswi itu dan menguncinya.

"Lo berani nyentuh gue. Gue pastiin tangan lo patah!" bisik Sheila di telinga siswi tersebut. Dan siswi tersebut kini pucat mendengar bisikan Sheila yang terkesan dingin menusuk.

"Woy! Lo apaain temen gue!" teriak cewek ideal tersebut.

"Na! Lo maju!" suruhnya. Siswi yang dipanggil Na tadi melawan Sheila tetapi hasilnya sama. Ia terkapar didekat wastafel bersama siswi yang yang dipanggil Mel tadi.

"Alah. Maju lo Ci!" suruh siswi yang sama kepada temannya yang dipanggil Ci.

"Kok gue sih, Desi?" ucapnya yang sudah takut karena melihat 2 teman mereka sudah lemas di dekat wastafel. Dan ketua mereka ternyata bernama Desi.

"Maju gue bilang!" suruhnya dengan penekanan pada setiap katanya.

"Gue gak mau deh. Gue ke mereka aja deh langsung" ucap si Ci tadi dan langsung menghampiri 2 temannya.

On Your Side (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang