26 : Rasa

58 13 0
                                    

Perpustakan. Itulah posisi Kanya saat ini. Tempat dimana hanya ada suara hening disini, bau buku-buku yang menyeruak di indera penciuman Kanya.

"Harga diri apa maksud Alex?" gumamnya saat berada di rak buku dengan ketebalan super tebel.

"Gue harus ubah penampilan wajah, biar imbasnya gak ke Sheila" lanjutnya dengan berjalan dalam keadaan sedikit melamun.

"Eh awas!" teriak seseorang dan menarik tangannya.

Bughh.... 5 buku tebal jatuh dari rak paling atas. Untung saja ada yang menyelamatkan Kanya.

"Thanks" ucap Kanya kemudian tatapi tak melihat orang yang telah menolongnya.

"Lo ngelamunin apa sih Anya?" tanya orang tersebut.

"Gue gak ngelamun, Bi" jawab Kanya.

"Terus kenapa lo gak ngehindar pas tumpukan buku itu mau jatuh"

"Gue gak tau"

"Berarti lo lagi ngelamun"

"Serah lo!" ucap Kanya dan meninggalkan Bian.

"Aneh lo hari ini" lirih Bian.

Kanya keluar dari perpus dan menuju rooftop, padahal takut ketinggian tapi udah jadiin rooftop tempat favoritenya selain perpus.

"Udah gue tunggu dari tadi. Kemana aja lo?" ucap seseorang saat Kanya baru melangkahkan kakinya dirooftrop.

"Lo nungguin gue?" tanya Kanya balik. Dan duduk dibawah tanpa alas dengan Kano.

"Iya. Seorang Kano lagi nungguin lo" jawab Kano.

"Ada apa?"

"Jam berapa nanti?"

"Lo kerumah gue aja nanti jam 8 atau gak ke apartemen gue?"

"Serah lo"

"Oke. Rumah gue" putus Kanya kemudian.

"Padahal gue nanya jam berapa, malah disuruh ke rumahnya. Aneh" lirih Kano.

"Apa? Lo bilang apa barusan?" tanya Kanya. Padahal biasanya ia mendengar suara lirih orang disampingnya.

"Lo lagi gak fokus ya?" tanya Kano.

"Gak"

"Gak usah boong kali. Sini sandaran dibahu gue" ucap Kano menepuk bahunya.

"Makasih udah jadiin bahu lo sandaran gue" ucap Kanya. Bukannya sandaran dibahu Kano, Kanya malah menjadikan paha Kano sebagai bantal.

"Yaelah. Itu bukan bahu gue kali"

"Gue males duduk mulu. Pengen liat awan"

"Serah lo deh Kan" mereka sama-sama diam. Kanya menikmati pemandangan awan dengan langit biru cerah diatas sana sedangkan Kano menikmati sejuknya angin di atas sini, menjadikan kedua tangannya tumpuan.

"Kanya" panggil Kano.

"Hmm...." sahut Kanya.

"Kalo gue sayang sama lo gimana?" tanya Kano.

"Gak apa" jawab Kanya sekenahnya.

"Lo gak risih?" tanya Kano heran.

"Gak. Bonyok sayang gue, kakak gue sayang gue dan sahabat kecil gue juga sayang gue" jawab Kanya dengan biasa dan ekspresi Kano sekarang hanya bisa greget dengan jawaban Kanya yang menurutnya bisa dibilang polos.

"Jadi lo juga bisa sayang gue kok, kan wajar. Gue juga sayang sama mereka" lanjut Kanya.

"Tau Kan! Gue greget ama lo" ucap Kano sambil mengusap wajahnya kasar.

On Your Side (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang