Permisi lanjut re-publish deh gue
———
Bel pulang sekolah kini sudah berbunyi. Semua murid berbondong-bondong pergi meninggalkan kelas. Tidak dengan satu cewek yang tetap pada posisinya saat ini. Dengan seorang cewek satu dibelakangnya."Lo mau sampek kapan?" tanya Kanya saat merasa kelas sudah sepi dan menyisahkan dirinya dan cewek tersebut.
"Sampek kapan?" beo nya.
"Gue udah tau kali permainan lo, Kania" ucap Kanya.
"Hahahhahahhaha........ " tawa Kania hambar. Iya Kania Felery. Cewek yang bersama Kanya sekarang.
"Gue mau lo ngerasain apa yang sodara gue rasain!" ucapnya dengan nada meninggi.
"Bukan salah gue" ucap Kanya datar.
"Bukan salah lo? Hahahaha..... Emang lo ada bukti?" tanya Kania.
"Bukti ya?" tanya Kanya pada dirinya sendiri.
"Gak ada kan? Gak usah ngancem"
"Kalo gue ada bukti? Lo mau berhenti?" tanya Kanya.
"Tergantung. Kalo itu bener-bener bukan salah lo!" ucap Kania dan kemudian meninggalkan Kanya yang tetap duduk di bangkunya. Sedangkan Kanya masih diam ditempat.
"Gue tau itu bukan sepenuhnya salah gue" ucap Kanya dan pergi.
-----------
Setelah kejadian kemarin kini Kanya sudah siap akan semuanya. Menjalankan rencananya yang sudah ia rencanakan tadi malam.
"Nanti gue gak bisa jemput. Lo pulang sendiri gak apa kan Shel?" ucap Kanya saat mengantarkan Sheila.
"Gue gak apa kok. Gue tau lo ada urusan yang harus lo selesai-in. Yaudah gue keluar dan thanks ya Kanya" ucap Sheila dengan senyum dibibirnya dan kemudian keluar dari mobil.
"Gue yang harusnya bilang makasih ke lo Shel. Kalo gak ada lo, gue gak bisa nyelesai-in masalah ini. Apalagi gue selalu gak peduli dengan teror itu dan gak bicara langsung sama si peneror" ucap Kanya dan kemudian meninggalkan sekolahan Sheila.
Kanya kini berjalan menuju kelas dengan memasukkan tangannya disaku jaket favoritnya.
"Pagi Kanya" sapa seseorang yang berada dibelakang Kanya.
"Hmmmm....." Kanya kemudian membalikkan badannya dan menjawab sapaan tersebut dengan deheman.
"Gimana hari ini?" tanya nya.
"Apa? " tanya balik Kanya pada Bian. Ya, Bian lah yang menyapa Kanya.
"Kabar lo?" ucap Bian dengan tawa garing.
"Lo liat sendiri. Gue kayak kemaren. Masih baik" jawab Kanya dengan muka datar.
"Iya deh iya. Gue tuh mau nanya tentang itu... Anu... Gimana ya jelasinnya" ucap Bian bingung sambil nunjuk kepalanya.
"Gue udah sembuh. Gue juga inget " ucap Kanya yang mengerti maksud perkataan Bian.
"Heheheh.... Iya itu maksud gue...." ucap Bian dengan kekehan.
"Eh!? Seriusan lo udah inget?" ucap Bian setelah menyadari jawaban dari Kanya dan dibalas anggukan dari Kanya.
"Syukur deh" ucap Bian sambil menepuk-nepuk lengan Kanya.
"Apaan deh lo" ucap Kanya dan memasuki kelasnya. Disana ia lagi-lagi melihat hal-hal yang sangat, gimana ya jelasinnya? Pokoknya hal yang kalau anak yang lain ngelihat itu lumayan serem sih. Kali ini orang itu mengirim kotak yang sudah terbuka, didalamnya ada bangkai tikus serta boneka yang sudah dirobek-robek hampir tak terbentuk tak lupa darah serta pisau kecil didalamnya yang masih berlumur darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Side (COMPLETED)
Teen FictionCerita sudah tamat! Ini murni dari otak penulis ya! --------- "Gue, ya gue! Lo, ya lo!" Cerita twinsister yang lumayan rumit, berawal dari mana ya? Tak hanya cerita sistership disini, ada beberapa konflik lain yang di alami oleh keduanya. Friendsh...