HONEYMOON?

14.2K 1.2K 49
                                    

"Mya, ada yang nungguin tuh di lobi," celetuk Aira—salah satu karyawati divisi marketing yang baru saja melewati Mya, perempuan itu baru saja keluar dari lift bersama beberapa rekan kerja—termasuk Sakti juga, ada sekitar enam orang hendak melangsungkan makan siang di luar.

Mya mengernyit, ia belum berpikir lebih jauh perihal siapa yang mencarinya, tapi saat langkah Mya terus berlanjut dan menemukan seseorang duduk di sudut sofa lobi seraya memainkan ponselnya—membuat Mya berhenti, lima temannya lantas ikut berhenti—menoleh pada Mya yang kini membatu, ia tak ingin mempercayai indra penglihatannya sekarang, tapi Mya yakin ia sedang tak bermimpi.

"Kamu kenapa, My?" tanya Sakti, ia satu di antara dua laki-laki lain, sisanya Mya dan Melody.

"Iya, lo kenapa? Lihat setan?" Melody menyusul bertanya, ia tatap keadaan sekitar dan menemukan laki-laki di sudut sofa, tapi selama tiga tahun karirnya bekerja di tempat itu—baru pertama kali Melody melihat sosok itu. "Dia siapa, ya?"

Sakti serta teman lain mengikuti telunjuk Melody, satu pun teman Mya tak ada yang mengenali sosok itu. Mya menarik napas panjang, ia rasa kegugupan menyerang, terlebih saat Dewa beranjak dari duduknya usai melihat Mya berdiri tak jauh dari kubikel resepsionis. Dewa melangkah hampiri mereka sebelum tangannya terulur tepat di depan Mya, mengajaknya bergandengan.

Semua orang lantas menoleh pada Mya, perempuan itu terlihat seperti patung, hanya diam seraya menatap lurus manik mata Dewa tanpa mengatakan apa-apa. Ia akui rasakan syok, tapi tak lucu jika dipertontonkan di depan rekan kerjanya.

"Ayo, kita makan siang bareng," ajak Dewa hanya menatap wajah istrinya seolah tak ada manusia lain di sekitar Mya.

Mya yakin ia tak sedang bermimpi, ia sudah bangun sejak pukul lima meski semalam baru terlelap pukul satu—sebab ia yang pulang tengah malam, tapi tak ada komentar apa pun dari suaminya, mereka bahkan bertemu di lobi apartemen. Saat pagi tiba pun Mya tak dapati Dewa keluar dari kamar seperti hari-hari sebelumnya hingga ia berangkat kerja. Mya sungguh tak pernah menyangka akan kehadiran Dewa di tempatnya bekerja siang ini.

Apa Dewa salah meminum sesuatu? Apa ia sedang mabuk, atau Dewa membutuhkan sesuatu?

"Dia siapa, My?" tanya Sakti, ia mulai gemas melihat pemandangan semacam itu di depan matanya, si laki-laki asing yang kini tersenyum tanpa melepaskan tatapan dari Mya serta pertahankan uluran tangan, serta Mya yang diam tanpa bereaksi apa-apa. Oh, ayolah, mereka bukan menjalani adegan film dengan scene diulur-ulur cukup lama agar penonton lebih meresapi perasaan dari adegan yang berlangsung.

"Mya, makan siang bareng," ucap Dewa lagi, kali ini ia berhasil memecahkan lamunan istrinya.

Mya lirik teman-temannya, mereka semua tampak kebingungan dan menunggu adegan apa lagi yang bisa terjadi berikutnya. Apakah Mya akan meninggalkan laki-laki asing itu karena tidak mengenalnya? Lebih tepatnya pura-pura, ataukah Mya akan membalas uluran tangan Dewa dan memublikasikan hubungan pernikahannya pada mereka semua?

Tatapan Mya masih terpenjara dalam iris pekat milik Dewa, mereka sama-sama mengunci dan tak biarkan orang lain menerobos. Mya menelan ludah, ia tatap uluran tangan Dewa sebelum mengangkat tangan kanannya yang kosong, menyelipkan jemarinya di antara buku-buku jari milik Dewa. Sekarang terjawab sudah pertanyaan di kepala teman-temannya meski muncul lagi pertanyaan lain, hanya saja mereka tak bisa menemukan jawaban saat sosok asing itu mengajak Mya pergi dari sana tanpa berkata apa-apa.

"Kira-kira itu cowok siapa, ya? Gue kira si Mya kan nggak punya pacar." Melody lirik Sakti, laki-laki itu terus menatap punggung Mya yang menjauh hampiri area parkir, sebuah motor berada di sana, membawa Mya dan laki-laki asing tadi semakin jauh hingga Sakti tak mampu melihatnya lagi. "Eh, Sak. Lo kan sering banget sama si Mya, lo pasti tahu cowok tadi siapa, kan?" Sayangnya, Sakti menggeleng, jawaban yang membuat semua orang semakin bingung.

Jika, Mungkin (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang