Taburan bintangnya ya ❤❤***
"Hah!!!"
Buru-buru ia beranjak seraya menarik sepasang kakinya disertai selimut yang kini menutupi dada, mata Mya membesar hampir melompat dari singasana jika saja kelopak tak sanggup menopangnya, wanita itu seperti baru saja ketahuan diperkosa saat pertama kali menangkap pemandangan berbeda dari tempat yang membuatnya merasa terperangkap.
Sepasang tangannya terus saja mencengkram selimut diiringi ekspresi ketakutan mutlak. Bukan, ia tak sedang menonton film horor yang kuntilanaknya bisa keluar dari layar televisi, Mya juga tak sedang menghadapi Indominus-Rex yang bisa masuk kamar seseorang seraya mengendus aromanya.
Selang beberapa detik detak jantung Mya yang sempat berpacu cepat kini mulai mengendur, perlahan dan normal, kini ia bisa meraup kesadarannya setelah menyadari terbangun di kamar seseorang. Kerja otaknya masih berfungsi dan sanggup mencerna beragam hal yang kini tertangkap bola mata, termasuk sebuah pigura di sisi ranjang yang memperlihatkan fotonya bersama seseorang di Barcelona.
Mya mendesah, bahunya merosot menanggapi kekonyolannya usai terkejut sedemikian rupa setelah menyadari kalau tempat ini adalah kamar suaminya. Lucu ya, kamar suami dan kamar istri berbeda, seperti sepasang anak kost yang kasmaran.
Wanita itu meloloskan selimut hingga meluruh begitu saja, ia sadar kok kalau tubuhnya terbalut pakaian alias tidak telanjang, ingatan yang kini pulih juga menegaskan jika mereka tak terlibat agenda ranjang semalam. Mya menoleh menatap laki-laki yang masih menutup kelopak matanya, Dewa tampak tenang meski seseorang di sampingnya baru saja menikmati kehebohan sendiri.
"Ya ampun, Dewa. Kok aku bisa di kamar kamu sih," gumam Mya yang justru merasa aneh, ia seperti terpergok tidur seranjang dengan manusia yang bukan siapa-siapanya, padahal sudah jelas tentang arti sebuah cincin yang masih melingkari jemari manis.
Wanita itu menyingkap selimut—hendak beranjak dari ranjang, tapi tangan Dewa lebih dulu terulur menarik lengan Mya hingga istrinya kembali terbaring di sisi sang suami, bola mata Mya kembali membesar disertai mulut yang sedikit terbuka tanda keterkejutan. Ia arahkan netra menuju laki-laki yang kini memiringkan tubuh mendekap sang istri.
"Morning," sapa Dewa tersenyum semringah.
"Pa, pagi, Wa." Hampir saja Mya diserang parkinson, ia meremat sepuluh jemarinya seraya menunduk tanpa berani menatap Dewa lebih lama, harusnya hal seperti ini lumrah di antara sepasang suami istri, tapi Mya masih merasa janggal dan geli sendiri.
"Mau ke mana buru-buru banget." Tangan yang sempat mendekap sang istri mulai menjalar menghampiri wajah Mya yang perlahan memucat efek bersentuhan dengan kulit tubuh Dewa dan berakhir memberi turbulensi tersendiri dalam benak wanita itu.
"Mau ke kamarku."
"Nanti semua barang-barang kamu pindah aja ke sini, bagusnya kayak gitu kan?" Jari telunjuknya mulai menekan-nekan pipi Mya yang membuat wanita itu semakin merinding. "Hey, lihat aku." Telunjuknya meluruh menghampiri leher dan berakhir mengangkat dagu Mya agar wanita itu menatap suaminya. "Nggak ada iler atau apa pun yang bikin kamu takut lihat aku pagi ini kan, My?"
Istrinya menggeleng, andai Dewa tahu jika kengerian yang Mya rasakan sendiri terus meradang, ia ingin sekali lenyap dari kamar ini sesegera mungkin. Mya semakin tidak tahan menghadapi situasi canggung yang membuatnya terbelenggu.
Tangan Dewa beralih menjemput ponsel yang tergeletak di sisi lampu tidur, ia menyalakan layar sekadar mengecek jam. "Jam enam aja belum sampai, kamu di sini aja ya, weekend juga mau ngapain emang."
"Tap, tapi."
"Please."
Mya merasa rapuh mendengar suara Dewa yang terdengar begitu lembut meski seraknya tak bisa dihilangkan, wanita itu kembali menunduk membiarkan semuanya begitu saja, ia terlalu takut menghadapi semua ini saat kelopak matanya baru saja terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika, Mungkin (completed)
Literatura Feminina1 in metropop (15 Januari 2021) 1 in generalfiction (29 April 2021) "Jika saja aku bertemu denganmu lebih awal, Mungkin kisah kita akan berbeda." Cincin pernikahan harusnya menjadi sebuah lambang penuh arti, tapi bagaimana jika mereka hanya memasang...