Boleh tau gak kenapa masih mau baca sampai ke ending padahal kamu tau naskah kayak gini mainstream banget sampe aku suka insecure sendiri.Jangan lupa sama 🌟🌟 plus komentarnya ya ❤❤
Dengerin lagu Hanin Dhiya — Biar Waktu Hapus Sedihku (di multimedia)
***
Belas kasih berhasil mengalahkan ego yang terus merengkuh tubuh Mya, wanita itu berusaha meloloskannya demi menyelamatkann harga diri sang suami yang sepertinya tak dibutuhkan lagi oleh laki-laki itu, Dewa masih berdiri di tengah-tengah zebra cross seraya merentang tangan dan berteriak mengorasikan perasaannya di depan banyak orang.
Supir taksi online di depan Mya sampai menggeleng dan berkomentar kalau laki-laki yang berdiri merendahkan harga dirinya tersebut pasti sangat mencintai sang istri sampai melakukan hal tak terduga tanpa ia tahu kalau wanita yang dibicarakannya adalah penumpang kali ini.
Mya meraup wajah, ia tak bisa lebih lama membiarkan laki-laki yang bisa dikategorikan sinting tersebut terus berdiri di sana saat timer lampu merah berjalan mundur, kurang dari sepuluh detik lampu hijau siap menyala dan membuat kendaraan melaju, jika Dewa kukuh berada di sana nyawa taruhannya.
"Itu suami saya, Pak," tutur Mya seraya meletakan ongkos taksi di permukaan jok penumpang sebelum membuka pintu dan melangkah keluar menghampiri Dewa yang kini tersenyum semringah, si supir taksi mendelik tak percaya setelah Mya mengakuinya.
Tanpa mengatakan apa-apa Mya meraih tangan Dewa dan menariknya menyingkir dari zebra cross, hal tersebut membuat banyak orang bertepuk tangan sebagai bentuk penghargaan sang suami yang berhasil meluluhkan beku dari benak sang istri.
Sungguh, Mya tak pernah membayangkan jika Dewa mampu bertingkah sekonyol itu agar membuatnya menyerah, apa benar perbuatan Dewa adalah efek sebuah cinta?
"Naik dan jangan bersuara apa pun, kalau enggak mau. Aku jalan kaki sendiri," ucap Mya setelah mereka menghampiri motor Dewa yang masih terparkir di tengah jalan bersama sederet kendaraan lain dengan tiap-tiap pengemudinya.
Dewa baru saja membuka mulut dan hampir menyuarakan rasa terima kasihnya, tapi perkataan Mya membuat laki-laki itu kembali bungkam dan mengalah menaiki motor tanpa mengatakan apa-apa demi membuat istrinya sudi pulang ke rumah bersama.
Mya duduk di belakang Dewa dalam posisi menyamping, tangan kanannya memeluk pinggang sang suami dan mencipta sebaris lengkung penuh arti, kini motor berhasil melaju setelah lampu hijau menyala.
***
Seluruh ruangan di tempat ini seperti memiliki nyawa tatkala menghadirkan atmosfer berbeda, sekalipun AC tak pernah mati—panas tetap menyerang tanpa permisi dalam raga Mya yang baru menjejakan kakinya pada selasar apartemen tersebut.
Mya sama sekali tak memedulikan sang suami, jika bukan karena masih menghormati ia takkan menarik laki-laki itu dari zebra cross, kalau karyawan di tempat kerja Mya juga melihat kejadian itu—akan sebanyak apa suara-suara yang merisak indra pendengarannya setiap hari, akan sebanyak apa mereka tahu tentang kisah yang kini begitu pedar.
Dewa tetap mengekor meski sang istri menganggapnya tidak ada, bersikap dingin adalah upaya paling benar yang Mya pertahankan, ia masuk begitu saja ke dalam kamar, saat suaminya hendak masuk—pintu refleks ditutup rapat dan membuat Dewa berdecak merasa gagal untuk meremuk dinding pembatas antara mereka.
"Aku masih bisa bicara lagi sama kamu nanti, nanti, besok, besoknya dan besoknya lagi, My!" seru Dewa yang masih berdiri di depan pintu, tapi istrinya tak membalas secuil pun huruf atau mengejanya menjadi bentuk sempurna. Alhasil, Dewa mengalah dan memilih memasuki kamarnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika, Mungkin (completed)
ChickLit1 in metropop (15 Januari 2021) 1 in generalfiction (29 April 2021) "Jika saja aku bertemu denganmu lebih awal, Mungkin kisah kita akan berbeda." Cincin pernikahan harusnya menjadi sebuah lambang penuh arti, tapi bagaimana jika mereka hanya memasang...