Seharusnya Dewa menggandeng istrinya jika ia putuskan melangkah cepat, satu langkah lebar Dewa adalah dua langkah Mya, laki-laki itu berhasil membuat istrinya pontang-panting mengekor hingga berserobok dengan beberapa pejalan kaki lainnya. Dewa justru terlihat santai seolah melangkah sendirian, ia bahkan tak menoleh sekadar mengecek keadaan istrinya. Mungkin saja Dewa bisa salto jika Mya benar-benar hilang di Barcelona."Argh! Sorry." Suara itu membuat Dewa menoleh, ia mendelik dapati Mya sudah terduduk di selasar meski banyak orang melangkah di sekitarnya, perempuan itu terlihat mengusap telapak tangannya yang kotor, lagi-lagi ia tak sengaja berserobok dengan pejalan kaki lain hingga jatuh.
Dewa berdecak, ia mengalah hampiri Mya sebelum ulurkan tangan di depan wajah istrinya yang masih menunduk. Begitu Mya menengadah, ia temukan telapak tangan kosong seseorang, tapi ketika Mya melihat pemiliknya—justru laki-laki itu tengah melihat ke arah lain. Mya meraih tangan Dewa sebagai bala bantuan agar ia beranjak, setelah itu erat tangan mereka terlepas lagi, tanpa bekas.
"Emang nggak bisa jalan cepat?" Dewa seperti bukan bertanya, tapi memarahi. "Lain kali hati-hati, di sini nggak kayak Jakarta. Jumlah pejalan kakinya lebih banyak ketimbang yang naik mobil, tahu kenapa?" Mya menggeleng polos saat itu. "Karena angka kecelakaan di sini lumayan tinggi, terus ...." Dewa menatap sekitar. "Di sini banyak tukang tipu sama copet, jadi tolong jangan jauh-jauh dari gue." Ia raih begitu saja tangan kanan Mya yang kosong, menyelipkan jemarinya di antara celah milik Mya hingga tercipta simpul yang erat. Dewa seperti bukan Dewa, ia menarik Mya agar melangkah di sebelahnya, begitu erat sampai Mya tak mampu berkata, hanya pijar bola mata serta senyum tipis yang menegaskan betapa senangnya ia sekarang meski hanya hal sederhana.
Mereka ada di jalanan Barcelona yang cukup padat, sejauh mata memandang akan banyak temukan manusia hilir-mudik. Mya tetap bungkam dan bersikap sebagai pendatang yang baik, ia memang takjub, tapi tangannya tak sempat meraih kamera polaroid yang sengaja ia siapkan pada sling bag miliknya. Belum lagi saat Dewa enggan melepaskan tangan sang istri, terus menggandeng ke mana pun ia melangkah. Lagipula tidak lucu jika Dewa kehilangan Mya yang notabene mereka adalah pasangan baru.
Mulut Mya sedikit terbuka saat mereka lewati sebuah tempat seperti lapangan kecil berada di sisi jalan, tapi tetap dipenuhi banyak orang. Begitu banyak merpati berkumpul di sana, mematuk makanan yang diberi seseorang, begitu seorang anak kecil berlari mengejutkan—para merpati terbang dengan rendah, setelah itu berkumpul lagi seolah tak memusingkan kekacauan yang dibuat anak kecil tadi. Mya menahan tangan Dewa saat ia putuskan berhenti menatap pemandangan merpati tak jauh dari posisinya.
"Apa?" Dewa terlihat tak senang ketika ia harus berhenti, tujuannya bukan tempat semacam itu. Namun, ia mengalah saat mengikuti arah pandang Mya. "Lo nggak mungkin bisa bawa merpati itu pulang."
"Aku nggak ada niat bawa satu pun dari mereka pulang kok," sanggah Mya, tapi baru beberapa detik ia berdiri dengan tenang, Dewa menariknya lagi tanpa rasa sabar. Lucunya, perempuan itu tak rasakan pegal saat kakinya terus dipaksa melangkah, mungkin sebab perasaannya berubah merah muda, apa pun yang ia lihat semuanya menakjubkan meski hanya sebuah gedung tua, tapi arsitektur gedung di Kota Barcelona benar-benar membuat setiap orang menggeleng kagum.
Kali ini Mya tak bisa melepas tatapannya dari para penari jalan, mereka tengah melangsungkan sebuah tarian Flamenco di tepi jalan, sebuah topi sengaja diletakan di dekat para penari—sekadar menjadi lambang bagi orang-orang agar meletakan uang di sana. Para pemain kemungkinan berasal dari komunitas gipsi Andalusia, mereka tak menari tanpa sebuah musik, mereka menyatukan tarian dengan petikan senar gitar dan kastanyet, nyanyian, gertakan jari serta tepuk tangan. Gaun yang digunakan para penari pun terlihat khas, bagian punggung dibiarkan terbuka dengan warna kostum yang mencolok agar terlihat ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika, Mungkin (completed)
ChickLit1 in metropop (15 Januari 2021) 1 in generalfiction (29 April 2021) "Jika saja aku bertemu denganmu lebih awal, Mungkin kisah kita akan berbeda." Cincin pernikahan harusnya menjadi sebuah lambang penuh arti, tapi bagaimana jika mereka hanya memasang...