TERSESAT.

13.1K 1K 18
                                    


Uring-uringan, satu kata yang cocok untuk disematkan pada kondisi Mya hari ini, hari pertama bekerja sejak kepulangannya dari Barcelona justru membuatnya terbebani oleh segala tanda tanya di kepala. Tangan kiri perempuan itu menopang sisi kepala, tangan lain sibuk menggerakan mouse komputer di permukaan meja, tatapannya kentara sayu tanpa semangat. Hari ini setumpuk berkas baru menjadi PR yang harus Mya selesaikan, mungkin beberapa hari ke depan ia bisa melakukan pratinjau ulang pada produk yang baru diluncurkan.

Mya menguap lebar, hari ini tak ada bekal dari ibunda Sakti, ia juga belum bertemu temannya itu sejak pagi. Setelah Dewa meninggalkannya di pelataran kantor, Mya bergegas memasuki lobi dan langsung menuju ruang kerjanya, ia tak nyaman dengan tatapan orang-orang, ia juga enggan mendengar atau menjawab pertanyaan orang lain perihal Dewa, ia berhak bungkam atas apa pun privasinya. Jadi, Mya tak menyapa siapa-siapa sejak pagi, ia bahkan lupa meminta teh hangat pada OB.

Mya mengalah dan putuskan beranjak saat kantuk semakin membabi buta, ia bisa tak fokus dalam bekerja. Mya keluar dari ruang kerja—menuju pantry di ujung koridor lantai tiga, selama perjalanan menuju pantry cukup banyak kubikel terbuka karyawan lain yang ia lewati, sayangnya Mya terlihat asing tanpa menyapa siapa-siapa, sikapnya menjadi tanda tanya besar untuk sebagian orang—termasuk Sakti yang juga baru keluar dari ruang kerjanya seraya memegang cangkir kosong, ia hendak bertanya saat Mya melewatinya, tapi niat itu diurungkan begitu dapati ekspresi datar Mya. Sakti putuskan mengekor di belakang Mya hingga memasuki pantry.

Perempuan itu lagi-lagi melamun saat membuka toples kaca berisikan gula, tatapannya entah ke mana, tapi tangannya sibuk menyendok hingga lima sendok gula untuk cangkir kecilnya. Bukankah itu berlebihan?
Sakti yang berdiri di belakang Mya mengernyit tanggapi tingkah temannya, ia lantas rebut sendok dari Mya saat hendak menuang sendok gula ke-enam.

"Sakti!" Mya tersentak kaget.

"Kamu pengin kena diabetes sampai masukin gula aja lima sendok? Malah mau enam sendok," cibir Sakti sebelum letakan cangkir kosongnya di depan Mya.

"Eh—" Mya mendelik tak percaya, cangkirnya hampir penuh oleh gula. "Oh, astaga! Aku nggak nyadar."

"Mikirin apa, atau siapa?"

"Ng—hah?" Mya benar-benar terlihat linglung, ia seperti dipaksa bangun meski tubuhnya masih mendamba istirahat bersama mata terpejam, alhasil Mya kelimpungan saat turun dari ranjang karena nyawanya belum kumpul, kira-kira begitulah ia sekarang, tak bisa mencerna cepat maksud pertanyaan Sakti.

"Kamu kenapa sih, My. Habis pulang dari Barcelona malah puternya 180° sendiri, kamu kenapa?"

"Ak-aku nggak apa-apa, ada yang salah, ya?"

"Kalau nggak ada, aku nggak akan tanya. Hari ini kamu seperti bukan kamu, nggak nyadar jadi bahan omongan orang sekantor?"

"Masa, sih?" Mya semakin linglung. "Kayaknya aku yang lagi banyak pikiran aja, Sak. Terus jadi ngaruh juga sama urusan kantor, aku minta maaf." Mya raih cangkir kosong lain dari panel atas, ia tuang sesendok gula di sana—sesuai porsi favoritnya.

"Nggak perlu minta maaf kok. Kamu cuma kurang fokus aja, My. Jadi, kelihatan aneh sama karakter kamu, lain kali perhatiin keadaan sekitar ya," pesan Sakti seraya menyentil kening Mya, "aku duluan."

Mya hanya diam, ia taruh kantung teh celup pada cangkir, mengucurkan air panas dari dispeneser sebelum mengaduknya, tapi Mya kembali melamun pada sikap Dewa yang menjadi topik utama keresahannya hari ini, seperti momok menakutkan yang mungkin menjadi boomerang bagi Mya suatu hari.

***

Seorang kurir pengantar makanan datang ke kantor, sebuah tote bag cokelat berada di tangannya, ia tampak berbicara pada resepsionis di lobi sebelum memberi ucapan terima kasih dan melenggang hampiri lift, lantai tiga menjadi tujuan utama kehadirannya. Sedangkan satu sisi Mya baru saja merencanakan makan siang di salah satu kafe terdekat dengan teman-temannya, ia ikut berkerumun di antara kubikel orang-orang.

Jika, Mungkin (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang