KITA DAN CERITA.

12K 843 21
                                    


Hai kamu, gimana kabar hari ini?
Puasanya masih lanjut kan?

Thank's buat 10k vote ya, dari keseluruhan naskah yang aku tulis dimulai tahun 2018 sampe hari ini, baru Jika, Mungkin yang vote-nya sampe tembus 10k selama masih on going. Senengnya aku sederhana kok, makasih semua ❤❤🤗🤗😘😘

Btw, note untuk chapter ini diharap banyak-banyak sabar ya, aku aja yang nulis sabar banget, kita sama-sama lagi puasa 😂😂

Happy merinding 🖤

***

Haikara Sushi.

Enam manusia duduk menjadi dua baris saling berhadapan di balik meja panjang yang alasnya terbuat dari keramik, salah satu restoran sushi di sebuah mall menjadi tempat makan siang enam karyawan kantor hari ini, lima orang dari kantor yang sama, dan sisanya sengaja datang untuk memenuhi janji kepada sang istri yang duduk di sisi kirinya, sedangkan sisi kanan ada Melody. Lantas, di seberang mereka bisa ditebak siapa saja tiga orang tersisa. Ada Dimas, Aira yang seringkali menunduk tatkala tatapan Dewa mengarah padanya, dan Sakti yang begitu merendahkan hati menerima ajakan Mya untuk ikut datang ke tempat ini.

Sudah terhidang beberapa jenis sushi roll yang memenuhi meja, ada sushi sashimi yang bentuknya seperti nasi kepal dengan potongan salmon atau jenis ikan lain yang menempel di atasnya, lantas menu kedua adalah sushi maki, semua orang familier sekali dengan sushi jenis ini, sushi yang pembuatannya digulung bersama nori. Aira paling memfavoritkan sushi maki, katanya nori bisa berfungsi sebagai camilan yang cocok selama masa diet, padahal tubuh perempuan itu ramping-ramping saja.

"Kurang bersyukur lo jadi cewek." Seringkali Dimas yang mengatakan dialog tersebut acapkali makan siang bersama Aira.

Sedangkan sushi inari menjadi pilihan bagi Melody siang ini, bentuk sushi inari hampir sama seperti sushi maki yang digulung atau dililit, bedanya bukan dengan nori—melainkan kulit tahu yang rasanya agak manis setelah melewati serangkaian proses. Ketiga laki-laki di tempat ini sama sekali tak menjatuhkan pilihan, mereka mengikuti saja apa pun yang dipesan para perempuan.

Kalau Mya agak berbeda, sebab bukan sederet sushi di atas kayu persegi yang biasa digunakan untuk menghidangkan sushi, kali ini tempat penyajian sushi pesanan Mya adalah piring keramik hitam polos yang isinya sushi chirashi, komposisinya terdiri dari nasi berbumbu yang dilengkapi dengan beragam jenis lauk, dan Mya menjatuhkan pilihan pada lauk yang mentah.

Selain varian sushi, ada juga jenis saus yang menjadi pilihan sesuai selera mereka, paling pasaran dari semua saus di sana adalah teriyaki yang berbahan kecap soya, micin dan gula. Lainnya adalah yakitori, katsu, ponzu dan yakiniku.

Ketika teman-temannya begitu menikmati makan siang mereka, berbeda dengan Aira yang sibuk menyembunyikan wajah, melihat tingkah laku teman Mya tersebut membuat Dewa justru berbuat jahil, ia jadi lebih sering melirik perempuan itu—sengaja membuatnya semakin merasa canggung. Lantas, Dewa berbisik pada sang istri, wanita itu tersenyum kecil sebelum mengarahkan bola matanya untuk menatap Aira.

"Ra," panggil Mya.

"Iya, My? Kenapa?"

"Kamu takut sama Dewa?" Perkataan Mya membuat orang-orang memusatkan fokus pada Aira yang membulatkan bola matanya.

"Kayaknya sih iya, My. Ini cewek dari tadi kayak mau ngusel-ngusel di punggung gue," sahut Dimas yang kebetulan beberapa kali memergoki tingkah lucu Aira.

"Apaan sih lo, sok tahu!" sungut Aira seraya mengarahkan sumpitnya menunjuk wajah Dimas.

"Ya elah, gue mah enggak sok tahu. Emang kenyatannya kayak gitu kok, gue mah enggak suka fitnah, Ra." Dimas mencelupkan sushi sashimi pada saus ponzu dan melahapnya dengan tenang.

Jika, Mungkin (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang