27. -sakit

1.4K 69 2
                                    

Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca❤

-------------------------------------------
BAGIAN XXVII


-Only You-

"Makasih ya Fer, sorry banget jadi ngerepotin kamu."

Fery mengangguk serta tersenyum simpul, "Santai, lo kayak sama siapa aja."

Fery, sekarang cowok itu sedang berada di rumah Shireen, mengantarkan cewek itu yang tiba-tiba saja pingsan di dalam kelas.

"Minggu kemarin Ibu sudah menerangkan materi bab 5, dan hari ini Ibu ingin kalian kerjakan evaluasi di akhir bab dengan cara berkelompok ya."

"Apa ada yang di tanyakan?" tanya guru yang berada di kelas tersebut.

Shireen mengangkat tangan kanannya, "Bu..."

Guru tersebut menoleh menatap Shireen, keningnya berkerut melihat wajah lesu Shireen, "Iya Shireen?" Kamu sakit? Muka kamu pucet seperti itu."

Shireen mencicitkan matanya, "Saya boleh izin istirahat di uks?"

Guru itu langsung mengangguk mengiyakan, biar bagaimanapun Shireen adalah murid kebanggaan SMA Ganesha, cewek itu rajin serta ulet tidak mungkin Shireen meminta izin untuk istirahat jika kondisi dirinya benar-benar tidak enak.

"Baiklah silahkan."

Shireen tersenyum sebagai ucapan terimakasih, namun baru saja cewek itu berdiri dari duduknya tiba-tiba pandangan matanya semakin memburam, kakinya melemas sampai tubuh cewek itu berhasil terhuyung ke belakang. Beruntungnya Fery yang tepat berada di samping cewek itu langsung menahan tubuh Shireen agar tidak terjatuh kebawah.

"Ini gue buatin bubur, lo makan ya terus minum obat," Fery mengambil mangkuk yang berisikan bubur di atas nakas tersebut yang sempat dibuatnya waktu cewek itu masih dalam keadaan pingsan.

"Kamu yang buat?" tanya Shireen.

Fery menatap Shireen lalu mengangguk, "hem, lo ngeraguin masakan gue?"

Shireen terkekeh, "iya gue juga tau kali kalau kamu jago masak."

Fery tersenyum bangga, sudah bukan rahasia lagi kalau cowok itu jago memasak. Dua tahun ditinggal sang ayah dan adiknya membuat Fery lebih sering menghabiskan waktunya dengan Milla, mamahnya dan hampir setiap hari mamahnya itu membawanya ke dapur.

"Gue suapin ya," ujar Fery menggerakan sendoknya.

Shireen menggeleng pelan, "Enggak usah, aku bisa kok," ujar Shireen hendak meraih mangkuk bubur itu namun Fery segera menjauhkannya dari jangkauan Shireen.

"Lo masih lemes," kata Fery.

Shireen diam, percuma juga debat karena tidak ada kata menang jika sudah berdebat dengan cowok di depanya itu.

"Dikit aja tapi," pinta Shireen.

"Lo harus banyak makan."

Only You. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang