"Hidup kamu itu hakmu, lakukan apa yang kamu ingin lakukan bukan yang orang lain inginkan. Karena kamu adalah pemeran utamanya."
----------------------------------------------------
BAGIAN XLV
•
•
•-Only You-
"Buruan, lo lama banget sih!" gerutu Shireen kesal ketika Keyla bergerak lambat di belakangnya.
Sedangkan Keyla menatap kesal punggung Shireen yang berada di depannya itu, sedari mereka di sekolah sampai sekarang sudah menginjakan kaki di lantai marmer milik Shireen, cewek itu tidak henti-hentinya menggerutu kesal dan memaki Keyla yang bergerak lambat menurutnya.
Keyla tidak melontarkan protes apapun, cewek itu hanya diam mengikuti langkah Shireen dari belakang. Meski kesal tetapi dia juga malas untuk sedekar mengeluarkan suaranya.
Shireen berbalik, cewek itu penatap Keyla penuh peringatan.
"Lo tunggu disini, gue ambil barangnya!" ujar Shireen. Dan Keyla mengangguk singkat sebagai respon.
"Oh satu lagi! Jangan sentuh apalagi rusakin barang gue!" ujarnya ketika langkahnya sampai di anak tangga pertama.
Kepala Keyla berputar menatap seisi ruangan yang ada di sekitarnya. Cewek itu tidak sekriminal seperti yang Shireen katakan, dia masih punya sopan santun dan etika ketika berada di rumah orang lain. Jangankan merusak barangnya, memegangnya saja Keyla tidak seberani itu.
"Tuh lo tinggal copy yang itu. Kalau udah balikin lagi ke gue." Shireen menaruh beberapa lembar kertas yang sudah di klip di jadikan satu itu diatas meja ruang tamunya.
"Lo masih perlu?" tanya Keyla.
"Ya masihlah, itu buat bahan gue belajar."
Keyla mengangguk paham. "Hari senin gue balikin."
"Baguslah," ujar Shireen lalu beberapa detik setelahnya cewek itu menatap Keyla dengan satu alis yang terangkat. "Tunggu apalagi? Pintu keluarnya ada di sebelah kanan kalau lo lupa," ujarnya menunjukan jalan pintu utama rumahnya menggunakan tangan.
"Thank's gue juga gak mau berlama-lama disini," jawab Keyla dengan mengambil lembaran kertas yang dia butuhkan itu sembelum beranjak pergi keluar dari rumah Shireen.
Shireen ikut beranjak mengamati gerakan Keyla dari belakang sampai depan pintunya.
"Gue perhatiin lo makin deket ya sama Fery. Beneran seneng lo dapet gelar pelakor?" ujar Shireen membuat tubuh Keyla berbalik seketika menatap Shireen yang sedang menatapnya sinis.
"Kenapa? Lo cemburu?" tanya Keyla, cewek itu harus pintar-pintar bermain kata dengan kakak kelasnya yang satu ini agar tidak mudah terpancing emosinya.
"Toh mereka juga udah putus kan? Trus salahnya dimana?" tanya Keyla lagi. Tidak ada yang salah di kalimatnya, tapi hal itu rupanya memancing emosi Shireen, muka kakak kelasnya itu sudah memerah karena kesal.
"Cukup percaya diri juga ternyata," Shireen menyunggingkan sebelah sudut bibirnya kecil. Orang lain yang akan melihatnya sekarang ini pun pasti dia tahu kalau dari tatapan mata cewek itu amat menyiratkan benci pada lawan bicarannya. Keyla.
"Lo masih gak nyadar kalau mereka putus itu gara-gara elo!"
"Oh ya? Tapi mereka gak ada ngomong apa-apa tuh."
Shireen berdecak sinis. "Keyla...Keyla, lo itu bego atau gimana sih. Ya jelas ajalah mereka gak ngomong ke lo, biar lo enggak merasa bersalah," katanya yang kali ini berhasil membuat Keyla bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You. [END]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU BIAR LEBIH NYAMAN DI BACA] [Baca dulu sampai part 10 siapa tau betah^•^] -Only You- "Kak, hidup itu pilihan. Kakak gak bisa dapetin semuanya. Pilih aku atau dia?" "Tapi gue gak bisa milih. Dia bukan pilihan...