77. -Kepulangannya

396 43 18
                                    

Hai hello!
Gak kerasa udah bulan puasa, lagi. Selamat menunaikan Ibada puasa ya buat kalian yang menjalani, semoga tahun ini bisa full puasanya^^🕌

Marhaban ya ramadhan. Mohon maaf lahir batin, semuanya❤🌃

----

"Terkadang untuk membuat seseorang sadar kita justru harus menyakitinnya terlebih dahulu untuk menyadarkannya."

---------------------------------------------
BAGIAN LLXXVII

Now Playing||Bahaya-Tiara Andini feat Arsy Widianto

-Only You-

"Ck!"

Untuk kesekian kalinya Alana bedecak malas saat Fery terus saja menghadang jalannya yang ingin memasuki kelas tetapi tidak bisa karena pintunya terhalang oleh badan besar cowok itu.

Alana sudah sangat-sangat muak melihat cowok di depannya ini. Rasanya seperti sudah hilang respect lagi, setelah apa yang sudah dilakukannya pada Keyla, Alana benar-benar benci cowok itu. Cowok berengsek yang tidak tau malu, pikir Alana.

Alana mendengus kesal. "Lo kalau mau ngajak bercanda jangan sama gue. Karena gue udah hilang respect sama lo!" ketus Alana terus terang.

Fery terdiam, namun Rebeca yang mengikut di sebelahnya berkata, "Na, kasih Kak Fery waktu buat dia ngomong sebentar."

Alana bersidekap dada sembari memutar bola matanya malas. "Males banget, gue sibuk."

"Bentar aja Na," pinta Rebeca sedikit memohon.

"Oke satu menit," katanya.

"Lima menit," tawar Fery.

"Tiga menit," final Alana.

Fery mengangguk. "Ok-"

"Tiga menit dari sekarang," Alana langsung memotongnya begitu saja, sesaat setelahnya telinga cewek itu mendengar decakan kesal dari Fery. Tapi biarlah, kali ini Alana ingin bersikap bodoamat pada kakak kelas di depannya ini, meski terlihat tidak sopan tapi Alana tidak peduli untuk orang tidak tau diri itu.

"Keyla mana?" tanpa basa-basi Fery langsung menanyakan intinya. Karena 3 menit bukan waktu yang panjang untuknya.

Mendengarnya membuat Alana mendelik sinis pada Fery. "Ngapain lo nyari temen gue. Mau nyakitin dia lagi? Atau lo mau bentak-bentak dia lagi sama omongan setan lo itu?" ketus Alana.

"Pergi lo, gak usah ganggu temen gue lagi. Keyla udah cukup sakit fisik sama mental gara-gara cowok brengsek kaya lo!" ujar Alana pedas yang mampu membuat Fery bungkam beberapa detik.

"Maaf."

Penyesalan itu kini benar-benar seakan menampar Fery kuat-kuat. Sakitnya bukan di fisik, melainkan dihati dan perasaannya. Dan Fery benci rasa sakit ini. Rasa sakit yang sangat susah dan nyaris tidak mungkin bisa di sembuhkan sampai kapanpun.

"Jujur gue baru tau semuanya," akuinya.

Kekehan sinis itu spontan keluar dari bibir Alana.

"Gue mau minta maaf sama-"

"Sama Keyla, bukan sama gue." Alana memotongnya begitu saja.

Fery mengangguk. "Dia-sorry maksud gue Keyla kemana?"

"Gak ada. Keyla udah pergi," jawab Alana jutek. Sumpah demi apapun! Jika Keyla tidak memintanya untuk tidak membalas perbuatan Fery, rasanya Alana sudah ingin menjadikan cowok itu lemper, memaki-makinya, memukulnya, dan menyiksannya seperti apa yang sudah di lakukan cowok itu pada Keyla.

Only You. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang