"Apa benar cinta sama bodoh itu beda tipis? Atau karena cinta bisa membuat seseorang itu bodoh?"
-----------------------------------------------
BAGIAN LX
•
•
•-Only You-
Bel pulang sekolah baru saja berdering sekitar 5 detik yang lalu, namun guru yang mengajar di kelas Keyla sudah pergi sejak 5 menit yang lalu membuat sebagian besar murid yang ada di kelas sudah pulang lebih awal sejak guru itu pergi dan menyisakan segelintir orang saja. Begitu juga yang dilakukan oleh Keyla dan Alana, sejak 5 menit yang lalu kedua orang itu sudah pergi dari kelas dan sekarang sedang berdiri di depan loker masing-masing untuk menaruh buku paket mereka agar tidak berat untuk mata pelajaran besok.
"Tangan lo masih sakit?" tanya Alana menatap nyeri pada sebelah kanan tangan Keyla yang terlapisi perban putih yang sedang membuka pintu loker tersebut.
"Ini udah yang ke duapuluh kalinya lo nanyain gue dengan kalimat yang sama." Keyla membuang nafasnya, lelah. Menatap jengah ke arah Alana.
Alana mencibik. "Ish gue kan khawatir Keyla!" misuhnya.
"Udah mendingan kok," ujar Keyla melirik sebentar ke arah tangannya.
Alana membuang nafasnya, lega. "Trus lo pulangnya sama siapa? Di jemput?"
Keyla menatap sekilas ke arah ponselnya yang sudah mati karena habis daya itu. "Gue udah chat Kak Fery sih. Paling nanti bareng dia, uang saku gue udah habis soalnya buat patungan kelas tadi," ujarnya.
Niat awal Keyla sebenarnya ingin pulang sendiri dengan naik taxi atau kendaraan lainnya. Namun karena uang sakunya yang sudah habis untuk patungan kepentingan kelas, jadilah dia meminta pulang dengan Fery dan tepat setelah itu ponselnya mati karena kehabisan daya, bahkan Keyla juga baru menyadari kalau ponselnya belum di charger semalam.
"Gak mau bareng gue aja?" tawar Alana. Cewek itu masih khawatir dengan Keyla. Meski Keyla sendiri sudah bilang kalau dirinya baik-baik saja, tapi tetap saja Alana khawatir. Karena Keyla bukan tipe orang yang terbuka dan secara gamblang berbicara kalau dirinya sakit.
Keyla menggeleng pelan. "Gak usah, lagian lo juga kan ada rapat OSIS masa gue harus nunggu lo selesai rapat."
"Gue bisa izin kok."
"Eh jangan-jangan! Gak usah. Gue gak pa-pa," tolak Keyla.
"Beneran?"
"Iya, Alana..."
"Yaudah kalau gitu gue ke orang OSIS duluan ya," pamit Alana yang di balas anggukan dari Keyla.
"Iya jangan tidur lo!" ujar Keyla, meledek.
Alana yang baru saja pergi beberapa langkah sontak berbalik badan, membalas perkataan temannya itu dengan nada lebih keras. "Enak aja! Yang ada lo tuh jangan atraksi lagi," ujar Alana dengan nada menyindir.
Sejenak Keyla terkekeh renyah mendengarnya. "Badut sirkus kali ah."
Setelah selesai Keyla langsung berbalik hendak pergi dari sana. Namun belum genap satu langkah cewek itu pergi, permukaan tasnya berhasil mengenai loker milik Rebeca yang berada di sebelah lokernya. Dan rupanya loker itu tidak terkunci membuat sebuah gantungan kunci berbentuk hewan berang-berang terjatuh di lantai.
Kepala Keyla menatap ke arah bawa melihat gantungan kunci tersebut, lalu diikuti oleh badanya yang membungkuk untuk mengambilnya.
Posisi Keyla kembali normal ketika gantungan kunci itu sudah berada di genggamannya. Menatap lekat-lekat gantungan kunci yang dirasa lucu menurutnya itu sebelum mengembalikannya ke tempat semula dan terakhir Keyla menoleh pintu loker milik Rebeca dengan rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You. [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU BIAR LEBIH NYAMAN DI BACA] [Baca dulu sampai part 10 siapa tau betah^•^] -Only You- "Kak, hidup itu pilihan. Kakak gak bisa dapetin semuanya. Pilih aku atau dia?" "Tapi gue gak bisa milih. Dia bukan pilihan...