"Burung yang terus didalam sangkar tidak akan bisa melihat keindahan dunia."
-----------------------------------------------
BAGIAN IV
Now Playing || Zona Nyaman
-Only You-
Sudah seminggu lamannya Keyla menginjakan kaki di sekolah barunya. Suasana sekolah baru dengan sekolah lamannya tentu memiliki perbedaan membuat Keyla sedikit banyaknya harus beradaptasi.
Jika dulu saat di Bandung Keyla selalu disapa dengan logat bahasa sundanya yang kental, kini perempuan itu lebih sering mendengar sapaan bahasa nasional Indonesia. Dan jika dulu pandangan teman sekolahnya lebih banyak memuji dibandingkan mengspekulasi memiliki sifat sombong kini disekolah barunya dominan dari mereka beranggapan kalau dirinya sombong serta sok cantik karena jarang tersenyum dan mengajak orang lain untuk mengobrol.
Keyla tidak mempermasalahkan hal itu, selagi dirinya tidak merugikan orang lain. Masalah menilai dari sudut pandang yang mana, itu terserah mereka mau menilainnya bagaimna.
Sekarang kelas XI IPA 3 diisi dengan jam kosong, semua murid yang berada di dalam kelas sibuk dengan kegiatannya masing masing. Keyla sendiri tengah duduk anteng di bangkunya dengan tangan yang terus menari diatas kertas. Cewek itu sedang sibuk mempelajari materi fisika untuk jam terakhir.
"Key, lo di panggil bu Rana di kantor." Alana yang baru saja datang dari luar kelas langsung duduk di samping Keyla yang nampaknya tidak melihat akan kehadirannya jika saja cewek itu mengeluarkan suara.
"Ada apa?" tanya Keyla mengalihkan fokusnya pada Alana.
Meskipun keduanya duduk bersisihkan hal itu tidak untuk membuat mereka mengobrol secara bebas, sikap Keyla masih sama seperti awal bertemu. Diam dan tidak banyak bicara, bicara pun seperlunya dan itu biasanya jika mereka mendapatkan tugas kelompok satu bangku saja.
Alana menggelengkan kepalanya memberi tanda kalau dirinya juga tidak tau.
Keyla mengangguk lalu cewek itu mulai bangkit dari duduknya meninggalkan Alana serta alat tulisnya.
***
Kedua remaja yang berbeda jenis itu sedang duduk bersisihan, keduanya nampak kompak terdiam serius mendengarkan wanita paruh baya yang sedang berbicara di depan mereka.
"Ibu tau ini hal yang baru buat kalian. Tapi Ibu berharap kalian bisa bekerja semaksimal mungkin," ucapnya mengakhiri. Kedua matanya menatap lurus kearah dua remaja itu menunggu reaksi selanjutnya.
Keyla terdiam beberapa saat berfikir, nu Rana baru saja menawarkannya untuk mengikuti lomba olimpiade fisika dan cowok yang kini duduk disampingnya itu yang kan menjadi partnernya dalam perlombaan.
Ini awal yang baru buat Keyla, walaupun dia sering kali mengikuti lomba seperti ini disekolahnya yang dulu. Tetapi berbeda, jika dulu partnernya adalah perempuan dan itupun teman sekelasnya kali ini bukan lagi, melainkan seorang cowok dan itu satu tingkat diatasnya atau bisa dibilang kakak kelasnya.
"Eumm...maaf bu tapi aku belum bisa jawab sekarang untuk hal ini," ucap Keyla sesopan mungkin agar tidak menyinggung wanita paruh baya yang notabennya adalah wali kelasnya sendiri.
Bu Rana mengangguk mengerti, bagaimanapun juga dirinya tidak bisa memaksakan Keyla, terlalu buru buru memang meningat Keyla adalah murid baru di SMA Ganesha. Tetapi jika melihat nilai serta prestasi yang di dapatkan cewek itu saat menjadi siswa di sekolahnya yang dulu, itu membuat bu Rana yakin kalau anak muridnya bisa mengikuti lomba tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You. [END]
Roman pour Adolescents[FOLLOW DULU BIAR LEBIH NYAMAN DI BACA] [Baca dulu sampai part 10 siapa tau betah^•^] -Only You- "Kak, hidup itu pilihan. Kakak gak bisa dapetin semuanya. Pilih aku atau dia?" "Tapi gue gak bisa milih. Dia bukan pilihan...