"Jangan tergesah-gesah menjatuhkan hati, karena tidak semua kekaguman adalah mencintai dan tidak semua kenyamanan adalah bahagia yang kamu cari."
------------------------------------------------
BAGIAN LIII
•
•
•-Only You-
"Idi idi....lo kesambet apaan pagi-pagi udah senyum-senyum gitu." Alana yang baru datang di dalam kelasnya langsung menaruh tasnya lalu menyentuh kening Keyla dengan telapak tangannya sembari menatap aneh pada Keyla.
Namun dengan cepat Keyla menepisnya. "Sembarangan kalau ngomong!" kata Keyla. Tetapi bukannya mereda, tarikan di kedua sudut bibir cewek itu semakin lebar.
"Ih tuh kan senyum lo makin lebar gitu," ujar Alana bingung sekaligus was-was di tempatnya.
Seakan tidak peduli, Keyla tidak menggubris ucapan Alana. Pandangannya lurus kedepan, seperti sedang membayangkan sesuatu.
"Key," panggil Alana namun tidak ada jawaban. "Lo masih waras kan?" tanyanya yang tetap sama tidak dijawab.
"Kok gue merinding sih," gumam Alana sembari mengelus pelan bulu-bulu yang berdiri pada kedua lengannya.
Ting!
Satu notif chat whatsApp muncul di layar ponsel milik Alana, mengalihkan perhatian cewek itu dari Keyla.
"Kak Dimas?" beo Alana membaca nama yang muncul dilayar. Keningnya mengerut bingung.
Dimas Davidson: woi cewek bar-bar! Temen lo lagi senyum-senyum gak?
Teman? Keyla maksudnya?
Alana melirik sebentar ke arah Keyla yang juga tidak henti tersenyum membuat Alana bergidik ngeri di tempatnya.
Caroline Alanatha: Keyla? Bukan senyum lagi, udah kaya orang gila dia di sebelah gue.
Tidak berselang lama Alana mengirim pesan tersebut. Balasan pesan dari Dimas kembali muncul.
Dimas Davidson: lahh sama anjir. Si Fery juga gitu.
Dimas Davidson: jangan-jangan mereka?
Dimas memberikan tanda tanya di akhir kalimatnya, hal itu membuat Alana melirik Keyla dengan segala praduga yang ada di kepalanya.
"KEYLAAA LO JADIAN SAMA KAK FERY?!!!" teriak Alana dengan sangat kencang membuat semua mata yang tadi sibuk dengan kegiatan masing-masing langsung menoleh pada kedua perempuan itu.
Keyla sendiri sudah terlonjak kaget di tempatnya. Teriakan nyaring Alana mampu membuat telinganya berdengung.
"WAHH PARAH LO GAK BIL-MMPPS" seakan tidak peduli kalau dirinya sedang menjadi pusat perhatian oleh teman sekelasnya. Alana kembali berteriak kencang, namun dengan cepat Keyla membekap mulut temannya itu menggunakan telapak tangannya.
Aldi-ketua kelas XI IPA 3 yang tentu mendengar teriakan Alana langsung heboh di tempatnya. "Hah siapa? Siapa yang udah jadian? Tanyanya heboh.
"Oh jadi ceritanya udah resmi nih Key," kata salah satu perempuan teman kelas mereka yang tidak jauh dari posisi Keyla.
"Pajak jadiannya sabi kali Key," ujar Radit-teman sebangku Aldi bersiul menggoda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You. [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU BIAR LEBIH NYAMAN DI BACA] [Baca dulu sampai part 10 siapa tau betah^•^] -Only You- "Kak, hidup itu pilihan. Kakak gak bisa dapetin semuanya. Pilih aku atau dia?" "Tapi gue gak bisa milih. Dia bukan pilihan...