"Tidak perlu menjadi orang lain agar di sukai banyak orang. Dirimu adalah versi terbaik mu."
----------------------------------------------
BAGIAN LXIX
•
•
•-Only You-
Genap tiga minggu berlalu. Hari-hari yang Keyla lewati dengan belajar, mengerjakan tugas, dan belajar lagi. Sedikit waktu senggang untuk cewek itu bersantai-santai. Bukan karena Keyla ambis atau bagaimana, tetapi cewek itu sudah diberi amanah dan tanggung jawab untuk lomba yang akan di laksanakan lusa di sebuah gedung olahraga yang berada di tengah-tengah Ibu kota Jakarta.
"Keyla soal yang Ibu berikan kemarin udah selesai kamu kerjakan?" tanya bu Rana yang di angguki Keyla.
"Sudah Bu," jawabnya sembari memberikan beberapa lembar kertas yang sudah penuh angka.
"Hari ini Ibu akan periksa jawabannya, kalau ada yang salah akan Ibu kasih cara yang benarnya dan kamu pelajari lagi."
"Iya baik Bu," jawab Keyla. Semalam cewek itu berhasil menjawab tuntas puluhan soal matematika yang diberikan bu Rana padanya sampai larut malam. Bukan hanya Keyla, tetapi Fery juga diberikan soal yang jumlahnya sama namun isi soalnya berbeda.
Dan sekarang kedua remaja itu kini sudah menduduki kursi masing-masing yang berada di LAB IPA dengan bu Rana yang akan membimbing keduanya. Posisinya tepat membentuk segitiga dengan meja yang berada di tengah-tengah.
"Baiklah Ibu mulai." bu Rana duduk tegap mengintrupsi kedua muridnya dengan serius.
"Di atas meja kalian sudah ada kertas tugas yang harus kalian pecahkan jawaban dan rumusnya," ujarnya sembari menunjukan lembaran-lembaran kertas tersebut yang sudah berada di meja masing-masing. Lalu pandangannya fokus pada Fery. "Lembar kertas kamu ada soal dengan jumlah 150 soal unsur matematika," lanjutnya, sebelum beralih menatap Keyla. "Dan di lembar kertas kamu Keyla, sudah ada macam-macam cara untuk mengerjakan soal dari lembar kertas Fery."
Fery dan Keyla mengangguk kecil secara bersamaan, keduanya terlihat fokus mendengarkan setiap bait kalimat yang keluar dari mulut bu Rana.
"Tugas kalian adalah menjawab soal-soal tersebut menggunakan cara yang sudah Ibu sediakan di lembar kertas Keyla, kalian cari cara yang tepat dan benar. Jika sudah menjawab maka hasilnya akan di cocokan dengan hasil yang ada di lembar kertas yang Ibu pegang." bu Rana sedikit mengangkat lembaran kertas yang di pegangnya yang berisikan jawaban dari 150 soal tersebut.
"Ingat, tidak ada individualisme, kalian harus tetap kerjama. Bangun dan ciptakan cemistry di antara kalian."
Keyla sempat melirik ke arah Fery sekilas yang ternyata Fery juga sedang meliriknya. Keduanya seolah berbicara lewat tatapan mata, yang mengatakan. "Kita lupain sejenak masalah kita, fokus dengan lomba."
"Mengerti?" tanya bu Rana yang berhasil menyadarkan kembali kedua remaja itu.
Fery dan Keyla lantas mengangguk penuh.
"Ibu beri waktu kalian 60 menit untuk mengerjakan. Tapi nanti Ibu akan keluar dulu untuk urusan lain, setelah waktunya selesai Ibu balik lagi kesini," ujar bu Rana. Tangannya lantas menghidupkan ponsel, memperlihatkan timer di HP nya.
"60 menit dari sekarang," lanjutnya yang di barengi dengan ibu jarinya yang memencet tombol start.
Dengan fokus dan teliti namun juga cepat, Fery mulai membaca soal pertama. Sedangkan Keyla bergerak mendorong kursinya sedikit ke depan agar bisa lebih mudah melihat lembar kertas Fery yang berisi soal-soal.
![](https://img.wattpad.com/cover/163940174-288-k770048.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You. [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU BIAR LEBIH NYAMAN DI BACA] [Baca dulu sampai part 10 siapa tau betah^•^] -Only You- "Kak, hidup itu pilihan. Kakak gak bisa dapetin semuanya. Pilih aku atau dia?" "Tapi gue gak bisa milih. Dia bukan pilihan...