62. -Teror

230 28 7
                                    

"Kepercayaan itu dari hati dan rasa. Bukan niat."

------------------------------------------------
BAGIAN LXII


-Only You-

Sudah 3 hari lamanya setelah Kejadian yang membuat beberapa kelas gempar di sekolah, kejadian yang menyebabkan Rebeca pingsan waktu itu. 3 hari itu juga yang berhasil membuat Keyla bingung sendiri dengan hubungannya bersama Fery saat ini.

Bagaimana tidak? Fery seperti menghindar dari Keyla. Setiap kali perempuan itu menghampirinya atau bahkan saat mereka tidak sengaja bertemu di koridor sekolah, Fery selalu saja pergi lebih dulu dan memutuskan kontak mata mereka. Keyla tidak bodoh, dia tau kalau Fery sedang menghindarinya. Tapi kenapa?

Saat ini, sebelum bel masuk berbunyi Keyla lebih dulu mampir ke atas rooftop sebelum masuk ke dalam kelasnya. Bahkan tasnya saja masih menempel di pundak cewek itu.

Keyla menghela nafasnya lega saat kedua matanya menangkap sosok yang dia cari. Lalu perlahan langkah kakinya mendekat.

"Kalau ada masalah cerita, jangan ngilang," ujar Keyla mendekati Fery yang sedang terduduk di kursi usang dengan bahu yang cowok itu sandarkan pada dinding rooftop.

Tapi tunggu! Ada satu hal mengganjal pemandangan Keyla dan baru cewek itu ketahui kini. Fery merokok?

Pandangan Keyla masih fokus pada sebatang rokok yang cowok itu selipkan di jari tengah dan telunjuknya. Namun sebelum Keyla benar-benar berdiri di sebelahnya barulah Fery mematikan ujung rokok cowok itu dengan menginjaknya.

"Aku baru tau kamu ngerokok. Sejak kapan?" tanya Keyla. Karena seumur-umur cewek itu kenal Fery baru kali ini dia sadar kalau Fery pecandu batang nikotin tersebut.

Fery tidak menjawab. Cowok itu hanya menoleh pada Keyla dengan sebelah alis yang terangkat seolah berkata 'ngapain kamu disini?'

"Kakak kenapa sih?" tanya Keyla. "Udah 3 hari kamu ngehindar dari aku. Kenapa?"

"......"

Keyla membuang nafasnya panjang ketika Fery belum juga menjawab pertanyaannya. Cowok itu justru fokus melihat angin yang beterbangan di depan matanya.

"Aku bukan cenayang yang bisa baca pikiran kamu. Oke fine aku minta maaf kalau ada salah sama kamu, tapi bisa kamu jelasin salah aku apa?" kata Keyla, telapak tangan kanan cewek itu menyentuh punggung tangan Fery hampir mengelusnya lembut sebelum Fery bangkit dari duduknya lalu kemudian pergi begitu saja dari atas rooftop.

Keyla tersentak. Bingung. "Kak!"

***

Bruakk

"ADUH KALAU JALAN LI-ELO?!" Alana meringis sekaligus mencibik kesal ketika jidatnya dengan lancar menyentuh jidat lelaki di depannya.

Kedua orang itu nampak buru-buru dan berebut ingin menaiki tangga yang menuju ke atas rooftop membuat gesekan kecil antar tubuh mereka dan berakhir pada jidat keduanya yang nampak sedikit memerah.

Alana memejamkan matanya selama beberapa detik dengan kedua tangan yang sudah mengepal sempurna di atas udara dan siap meledak kalau saja cewek itu tidak menahan emosinya.

"Argh sumpah ya kenapa sih hidup gue ketiban sial mulu kalau ketemu lo!" cibirnya kesal.

Dimas, cowok yang baru saja bersalaman antar jidat dengan Alana itu memprotes tidak terima. "Heh! Harusnya gue yang bilang gitu. Gue sial mulu tau gak kalau ketemu lo."

Only You. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang