"Cowok itu yang di pegang ucapannya. Maka sekalinya dia berbohong, detik itu juga cerminan dirinya akan terlihat."
------------------------------------------------
BAGIAN XXXIII
•
•
•-Only You-
Fery melempar asal tasnya di atas meja begitu dirinya baru saja sampai di dalam kelas dan langsung kembali keluar lagi.
"Mau kemana?" tanya Dimas yang tak sengaja berpas-pasan dengan Fery di depan pintu kelas ketika cowok itu baru datang dan hendak masuk kedalam kelasnya.
"Kelas XI IPA 3," jawab Fery, lalu langsung pergi dari hadapan Dimas yang masih sedikit bingung.
Dimas mengerutkan keningnya, "Kelas XI IPA 3, itu'kan kelasnya Keyla? Jangan-jangan dia..." gumam Dimas, seketika cowok itu langsung tersadar, Dimas berbalik kebelakang dan kemudian berlari mengikuti Fery.
"Woy gue ikut!" teriak Dimas di sepanjang koridor.
Sampai di depan kelas Keyla, Fery berhenti sejenak di depan pintu menatap keadaan kelas tersebut dan juga Dimas yang sudah berdiri di sampingnya dengan nafas yang tersenggal-senggal akibat mengejar cowok itu
Dari pintu kelas nampaknya kondisi kelasnya kondusif, Fery lalu melangkah masuk ke dalam kelas Keyla yang juga di ikuti Dimas dari belakang cowok itu. Dan sepertinya Keyla tidak menyadari kehadirannya karena masih sibuk berbincang dengan Alana.
"Thank's ya, lo udah kasih saran, jadi gue gak kepikiran lagi," ujar Keyla nampak sedikit lega setelah cerita dengan Alana.
"It's okay-EH BENTAR-BENTAR, lo bilang apa tadi? Kepikiran? Jadi semalem lo mikirin kak Fery? ecieeee cieee," goda Alana. Bahkan tanpa keduanya sadar Fery sudah berdiri di tengah-tengah mereka dengan jarak satu jengkal kaki.
Keyla terbelagak, "E-eng-gak gi-itu-"
Fery menatap kedua orang itu jengah lalu berdehem cukup keras guna menyadarkan keduanya akan kehadiran dirinya.
"EKHEM!" dehem Fery yang tentu membuat kedua terlonjak kaget, terlebih Keyla. Cewek itu meringis melihat kedatangan Fery di kelasnya, apa cowok itu dengar semuanya?
"Mampus anjir!" batin Keyla pias.
Alana pun sama terkejutnya, cewek itu menyenggol pelan bahu Keyla tanpa berkata.
Keyla susah payah menelan salivanya, Keyla bingung harus bicara apa, dan gawat kalau sampai benar cowok itu mendengar semua ceritanya yang menceritakan Fery, mau di taru dimana mukanya?
Keyla mengembuskan nafasnya pelan berusaha mengurangi rasa gugupnya, "Kak Fery? Ada apa?" tanya Keyla sesantai mungkin, walau masih ada sedikit rasa kecewa karena kejadian kemarin tapi Keyla tidak mungkin menunjukannya secara terang-terangan.
"Kemaren, gue minta maaf," ujar Fery pelan, jangan di tanya bagaimana perasanya. Jujur dirinya sangat merasa bersalah karena tidak jadi mengajak cewek itu jalan, dia tidak bermaksud untuk berbohong, tapi mau bagaimana lagi? Keadaannya memang tidak memungkinkan dirinya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You. [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU BIAR LEBIH NYAMAN DI BACA] [Baca dulu sampai part 10 siapa tau betah^•^] -Only You- "Kak, hidup itu pilihan. Kakak gak bisa dapetin semuanya. Pilih aku atau dia?" "Tapi gue gak bisa milih. Dia bukan pilihan...