"Meski amat sangat singat, tapi pertemuan kita membawa perubahan besar dalam hidupku."
----------------------------------------------
BAGIAN LLXXVIIINow Playing||My Everything-Ariana Grande
-Only You-
Sudah dua minggu berlalu semenjak kepergian Keyla ke Bandung. Satu fakta yang benar-benar membuat seorang Fery seperti mayat hidup akhir-akhir ini.
Dengan tatapan kosong, mata hitam yang selalu menghiasi wajahnya, guratan sedih, aura mencekam nan dingin kian melekat pada sosok Fery. Aura badboy yang sudah lama terpendam itu kembali hadir membuat siapa saja yang melihatnya bergidik ngeri antara takut sekaligus prihatin.
Terlebih emosi cowok itu jadi mudah sekali meluap-luap tak jelas dan secara tiba-tiba. Siapapun orang yang mengusik atau menonjol di matanya, detik itu juga kepalan tangan Fery siap melayang. Tak peduli dia perempuan atau laki-laki. Dan BK tentunya sudah menjadi tempat langganannya akhir-akhir ini.
Sudah dua minggu pula Fery tak pernah absen untuk mampir ke club malam bahkan sebelum tepar dan puas mabuk cowok itu tidak akan pernah pulang kerumah. Tiada hari pula cowok tak merokok, rasanya rokok sudah menjadi kebutuhan dan asupuan wajibnya.
Hal itu membuat teman-temannya tidak bisa berbuat banyak lebih, termasuk Dimas. Paling-paling hanya bisa mencegah hal yang tidak-tidak, seperti mencegah banyak minuman yang diminum Fery ketika cowok itu sedang pergi ke club atau mengantarnya pulang setelah tepar dan mabuk berat.
Milla sendiri hanya mampu menatap sendu putranya. Kejadian dua tahun lalu yang merenggut nyawa suami dan anaknya seakan terulang lagi. Anaknya, Fery kembali harus merasakan kehilangan disertai penyesalan yang begitu membekas.
Padahal sudah sangat senang hatinya ketika Fery kembali bersikap hangat setelah bertemu dengan Keyla namun kini kehangatan itu harus kembali hilang.
Fery menyambar tangan Mamahnya ketika cowok itu sudah menyelesaikan sarapan paginya. Tak ada kata yang keluar. Sikapnya benar-benar sangat dingin dan juga irit bicara.
"Sampai kapan kamu akan seperti ini, sayang?" Milla mengelus lembut rambut Fery.
Fery terdiam, cowok itu hanya menatap sebentar kedua mata Milla yang begitu jelas memancarkan kesedihan melihatnya.
"Fery pamit," ucapnya singkat sebelum beranjak pergi menuju sekolahnya.
Lagi, lagi Milla menghela nafas berat melihat anaknya yang berubah sangat drastis itu. Tak di pungkiri, hatinya terasa sakit saat melihat perubahan Fery, tak jarang juga Milla menangis setiap malam memikirkan anak satu-satunya.
-Only You-
"Lama-lama gue kasian deh sama kak Fery."
"Iya, gue juga ngeliatnya sedih banget."
"Karma tuh."
"Dasar cowok! Emang gak pernah cukup sama satu cewek!"
"Nyesel kan lo Fery. Makan tuh karma!"
"Gak kebayang sih gimana sakit hatinya Keyla."
Kalimat-kalimat seperti itu kembali mengisi telinga Fery. Tidak ada yang salah dari mulut mereka, hanya saja Fery merasa kesal karena apa yang dikatakan mereka semua itu benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You. [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU BIAR LEBIH NYAMAN DI BACA] [Baca dulu sampai part 10 siapa tau betah^•^] -Only You- "Kak, hidup itu pilihan. Kakak gak bisa dapetin semuanya. Pilih aku atau dia?" "Tapi gue gak bisa milih. Dia bukan pilihan...