44. -Di Dekatkan, lagi?

1.1K 87 21
                                    

"Kadang benci itu muncul bukan dari bagaimana sikap orang itu sama kita, Kak. Tapi bagaimana dia ngerubah lingkungan dan situasi yang udah kita jaga dari dulu supaya gak berubah. Termasuk apa yang udah kita punya, dan dia merusak zona nyaman kita."

-Rebeca Anindya

------------------------------------------------

BAGIAN XLIV


-Only You-

Benar kan dugaan Keyla, desas-desus tentang dirinya kembali lagi terdengar di gedung utama sekolah. Setelah Fery baru saja memposisikan motornya dengan benar di tempat parkir seperti biasa.

Keyla langsung saja menuruni motor cowok itu tanpa mengucapkan kata-kata lagi. Tetapi Fery lebih cekatan untuk menahan tangan Keyla agar tidak pergi.

"Apa lagi sih?" tanya Keyla menghembuskan nafasnya kesal.

"Lo mau paksa gue apalagi?" ujarnya.

"Maaf, gue gak bermaksud," ujar Fery lembut.

"Gue mau ke kelas." Keyla menyentak tangan Fery yang menggandeng tangannya sebelum cewek itu memilih untuk pergi ke dalam kelasnya dengan langkah cepat bahkan setengah berlari.

Sedangkan Fery diam tidak membalasnya, cowok itu menatap teduh punggung Keyla sampai hilang tenggelam oleh anak tangga yang menggubungkannya ke lantai dua, tepat dimana kelas cewek itu berada.

Fery membenarkan posisi tasnya lalu melangkah masuk kedalam gedung utama sekolah. Langkahnya terhenti ketika cowok itu melihat Rebeca yang tengah berdiri di koridor depan. Perempuan itu nampaknya melihat semua adegannya dengan Keyla.

"Pagi Kak," sapa Rebeca dengan senyum ceria khasnya. Bahkan walaupun status keduanya sudah menjadi mantan tapi itu tak menjadi alasan buat Rebeca menjauh dari cowok itu.

"Pagi," balas Fery ikut menyunggingkan senyum tipisnya.

"Lo sendiri?" tanya Fery.

Rebeca mengangguk. "Gimana?" tanyanya."Tanpa aku lebih baik kan?"

"Harusnya sih gitu," ujar Rebeca lagi.

"Gak mudah buat gue ngelupain gitu aja, Re," ujar Fery, tatapannya melunak ketika Rebeca membahas hal seperti ini.

Rebeca mengangguk, mengerti. "Aku tau, aku juga lagi berusaha untuk ngelupain kamu."

"Jangan di lupain. Di kenang aja," kata Fery mengoreksi kalimat Rebeca.

Kedua alis Rebeca bertaut. "Wait, kamu gak lagi ngegombal kan?"

Fery terkekeh kecil. "Anggep aja gitu," ujarnya. Yang membuat Rebeca juga ikut tertawa. Tawa keduanya mengisi koridor utama sekolah.

Tangan Fery lalu menggandeng lembut tangan Rebeca. Keduanya mulai berjalan bersisihkan di lorong utama menuju kelasnya masing-masing. Tentu, pemandangan itu tidak luput dari mereka yang sejak tadi berada di satu lorong yang sama menyaksikan keduanya.

***

"Key itu bener kak Fery nganterin Rebeca?" ujar Alana. Perempuan itu langsung berdiri untuk melihat lebih jelas lagi.

Benar saja, di depan pintu kelas mereka. Rebeca dan Fery ada disana atau lebih tepatnya Fery mengantarkan Rebeca sampai di depan kelas cewek itu. Hampir semua orang yang berada di dalam kelas tersebut memandang ke arah mereka.

"Bukannya mereka udah putus?" tanya Alana sembari mendudukan kembali badanya.

Keyla mengangkat kedua bahunya, tidak tau. Sampai Rebeca berjalan ke arah bangkunya, pandangan mata perempuan itu terarah pada Keyla begitu juga sebaliknya, namun tidak ada kata yang keluar dari mulut keduanya. Dan Keyla tidak tau arti tatapan yang diberikan Rebeca itu untuknya.

Only You. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang