"Jangan sampai dia yang benar-benar mencintaimu pergi karena keegoisanmu. Karena si sesal siap bertemu denganmu nanti, dan itu pasti."
---------------------------------------------
BAGIAN XLI
Now Playing||Januari-Glenn Fredly
-Only You-
Fery menatap kosong pemandangan kota malam yang berada di depannya kini. Cowok itu sedang berada di luar balkon kamarnya. Kondisinya kacau, terlihat jelas lingkaran hitam di sekitar matanya, bibirnya memucat, dan sorot matanya meredup pias tidak lagi menyorot tajam kedepan.
"ASTAGHFIRULLAH! INI KAMAR APA GUDANG WOE, GILA LO APAIN FER NIH KAMAR? SURAM BENER KEK MUKA LO!" Dimas datang dan langsung teriak terkejut melihat kondisi kamar Fery yang sudah tidak dapat dikatakan kamar lagi, tapi lebih seperti gudang yang tidak pernah diurus, semua barang-barangnya berserakan dan pindah semua dari tempatnya semula.
Dimas lalu menghampiri Fery dan menepuk kencang bahu cowok itu. "SADAR LO SADAR!" teriak Dimas sembari mengguncang bahu Fery agar cowok itu sadar.
Fery menatap aneh Dimas, sedikit kesal karena mulut temannya itu sudah seperti toa masjid. Sedangkan Dimas berdiri menyender pada pilar balkon sembari tangannya yang bersidekap kedepan, raut wajahnya mulai serius menatap kearah Fery.
"Ngapain lo kaya gini. Sedih? Kesel? Marah?" tanya Dimas menceploskan apa yang sedari tadi ingin cowok itu katakan.
"Gak guna Fer. Rebeca putusin lo itu biar lo sadar sama perasaan lo!" ujarnya.
Memang seperti itu kebenaranya. Rebeca lah yang memutuskan hubungan mereka, bukan Fery. Rebeca secara penuh kesadaran memutuskan hubungannya dengan Fery malam itu.
Waktu itu Rebeca datang kerumah Fery tanpa ada janji sebelumnya. Sengaja, Rebeca ingin menemui Fery karena ada sesuatu yang ingin dia tegaskan.
Fery awalnya bingung karena Rebeca tiba-tiba datang kerumahnya tanpa ada janji atau chat terlebih dahulu sampai Fery membawa cewek itu ke taman samping rumahnya karena katanya ingin berbicara berdua.
"Kak," panggil Rebeca membuat Fery langsung menoleh kearah cewek itu.
Rebeca menunduk, cewek itu tengah mengumpulkan keberanian penuh untuk mengatakan kalimat yang bahkan tidak mau dia ucapkan, tapi ini harus.
Lama terjadi jeda akhirnya Fery angkat suara. "Kenapa?" tanya Fery lembut.
"Aku mau kita putus," kata Rebeca cepat dengan sekali tarikan nafasnya. Sangat cepat sampai membuat Fery terdiam mencerna kata-kata yang keluar dari mulut perempuan itu.
"Kata putus bukan buat bahan bercandaan Re!" ujar Fery tidak suka dengan kalimat yang baru saja keluar itu.
Rebeca menggeleng. "Aku serius," ucapnya.
Fery menatap kedua mata perempuan itu berusaha mencari kebohongan. Tapi nihil, perempuan yang berada di depannya kini benar-benar serius akan ucapannya.
"Tapi kenapa?!" tanya Fery.
"Aku tau dua tahun itu bukan waktu yang sebentar. Kita udah banyak ngelewatin masa-masa itu." Rebeca menggenggam kedua tangan Fery diatas pahanya dan juga tangan Fery yang menggenggam balik tangan Rebeca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You. [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU BIAR LEBIH NYAMAN DI BACA] [Baca dulu sampai part 10 siapa tau betah^•^] -Only You- "Kak, hidup itu pilihan. Kakak gak bisa dapetin semuanya. Pilih aku atau dia?" "Tapi gue gak bisa milih. Dia bukan pilihan...