34. -Fakta David

1.3K 70 11
                                    

"Karena orang yang jahat, itu tak sepenuhnya jahat. Mereka hanya menutupi jati diri mereka dari orang lain dengan sisi yang berbeda."

----------------------------------------------------

BAGIAN XXXIV



-Only You-

Rebeca berjalan menuju kantinnya seorang diri karena tadi cewek itu sudah mengajak Alana dan juga Keyla namun kedua perempuan itu masih ada urusan katanya.

Meskipun sendiri, hal itu tidak menurunkan rasa percaya diri Rebeca. Jangan lupakan dengan sifatnya yang ramah dan murah senyum membuatnya di respon baik oleh orang lain, dan itu juga membuatnya lebih cepat akrab berbaur dengan lingkungan barunya.

Sangat bertolak belakang bukan dengan Fery?

***

"Jadi gimana?" tanya Dimas ambigu.

"Gimana apanya?" tanya Fery balik.

"Hati lo."

"Hati gue?Aman."

Dimas berdecak keras mendengar jawaban Fery. Bukan setahun dua tahun Dimas kenal Fery tapi lebih dari itu, bahkan Fery sudah di anggapnya seperti saudara sendiri. Dimas tau ada kebimbangan di wajah cowok itu.

"Lo udah minta maaf sama Keyla?" tanya Dimas lagi, kali ini nadanya lebih serius.

Fery menggeleng.

"Lo gak ada niatan minta maaf?"

"Ada."

"Kapan? Ini aja udah seminggu setelah kejadian itu. Lo mau minta maaf bulan depan? Taun depan? Atau lebayan monyet?"

"Urusan sama lo apaan?"

"Fery...Fery, lo itu cowok man dan cowok itu yang harus di pegang omongannya. Sedangkan lo udah dua kali boongin Keyla dengan embel-embel ngajak dia jalan, setelah itu lo seakan kayak ngehindarin dia gitu aja tanpa kasih penjelasannya. Bahkan minta maaf aja enggak."

"Brengsek sih kalau lo beneran gak minta maaf," lanjutnya.

Fery terdiam, cowok itu memandang lurus ke depan sembari mengaduk-aduk minumannya.

Keduanya bahkan tidak ada yang tau kalau sedari tadi ada seseorang yang mendengar jelas percakapan mereka. Rebeca, perempuan itu berdiri tak jauh dari Fery dan juga Dimas.

Dugaannya benar, kalau Fery dan Keyla–mereka dekat atau bahkan lebih, mungkin? Rebeca tidak tau, Fery tidak pernah cerita untuk hal itu.

Bukannya marah atau kesal. Rebeca lebih merasa kalau dirinya sedikit kecewa, selama ini mereka selalu jujur dan terus terang, tapi Fery malah menutupinya.

Rebeca membuang nafasnya pelan, kemudian mendekat kearah mereka seperti biasa seolah tidak mendengar apa-apa.

"Hayo berduaan mulu!" ujar Rebeca mencairkan suasana yang sempat memanas diantara keduanya.

Only You. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang