"Tidak ada yang benar-benar sembuh oleh kecewa, luka itu masih tetap ada, hanya saja terbungkus oleh senyum paksa."
----------------------------------------------------
BAGIAN LLXXIII
•
•
•-Only You-
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Keyla menoleh, cewek itu meraih ponselnya begitu dentingan notifikasi pesan masuk tidak henti-hentinya berbunyi dan layarnya terus-terusan menyala menampilkan rentetan chat dari beberapa orang.
Alana is calling...
"ALHAMDULILLAH SUBHANALLAH TABARAKALLAH AKHIRNYA LO ANGKAT TELPON GUE JUGA!!!" terdengar Alana menghela nafasnya panjang.
Jika kalian ingin bertanya Alana sedang apa saat ini, maka jawaban cewek itu sedang sangat-sangat tidak baik-baik saja. Karena sedari pulang sekolah ketika dirinya ditinggalkan oleh Keyla yang nampak begitu terburu-buru Alana berniat menyusulnya tetapi cewek itu kehilangan jejak dan tidak tau Keyla dimana, puluhan panggilan Dan chatnya pun tidak ada yang di respon membuat Alana uring-uringan sendiri dirumahnya. Bahkan sampai sekarang panggilannya baru dijawab.
"HEH KEMANA AJA LO NYET?!" tanya Alana dengan nada kesal karena khawatir.
"Na bisa ke rumah gue sekarang?" pinta Keyla dengan suara parau.
"Key? Lo gak kenapa-napa kan? Kenapa suara lo lemes gitu?" Alana yang sudah merasakan lega kini kembali khawatir saat mendengar suara Keyla yang sangat parau.
"Oke-oke gue otw sekarang!"
Tidak perlu ganti baju apalagi dandan. Alana langsung mengambil tas selempangnya dan berlari cepat keluar rumah.
Sampai dirumah Keyla langkah Alana semakin cepat, berjalan begitu saja tanpa mengetuk pintu, bahkan mengucapkan salam pun tidak. Rumah Keyla memang sudah tidak ada siapa-siapa lagi selain cewek itu, kedua orangtuanya sudah pindah ke Bandung, tinggal Keyla saja nanti yang menyusul ke kota Kembang itu.
"Key!" Alana membuka lebar pintu kamar Keyla, melihat kondisi sahabatnya yang sedang tidak baik-baik saja saat ini.
Alana langsung menghampirinya, memeluk Keyla begitu erat dari samping seolah ingin memberinya kekuatan. Tubuh Alana sedikit menegang ketika sadar Keyla menangis dalam diam di belakang.
"Hei, are you okay?" tanya Alana lembut sembari mengelus punggung Keyla yang masih bergetar.
Sebelum kemudian, perlahan Keyla melepas pelukannya, tetapi sebelum itu cewek itu lebih dulu menghapus jejak air matanya.
"I'm not fine."
Alana mengangguk mengerti, tangan cewek itu lantas terulur untuk menghapus jejak air mata Keyla yang masih tersisa dan sedikit merapihkan rambutnya yang berantakan.
"It's okay, jangan dipaksa kalau belum siap buat cerita. Lo tenangin diri lo dulu," ujar Alana yang di angguki pelan dari Keyla.
Keyla beruntung, sangat beruntung bisa mendapatkan teman seperti Alana di Jakarta. Meski sering tidak terkontrol sifat ceplas-ceplosnya tetapi Alana baik, sering memberikannya masukan-masukan yang baik dan menjadi tempat curhat yang paling baik juga, bahkan Alana tidak pernah sekalipun membeberkan masalah temannya ke orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You. [END]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU BIAR LEBIH NYAMAN DI BACA] [Baca dulu sampai part 10 siapa tau betah^•^] -Only You- "Kak, hidup itu pilihan. Kakak gak bisa dapetin semuanya. Pilih aku atau dia?" "Tapi gue gak bisa milih. Dia bukan pilihan...