46. -Masih Kesal

1.2K 83 21
                                    

"Karena kesempatan gak datang dua kali, dan penyesalan akan datang di akhir nanti."

-Shireen Grecilia Ananta

------------------------------------------------------
BAGIAN XLVI


-Only You-

Hampir atau bahkan setiap hari Rebeca selalu melihat kedekatan dan kemesraan Keyla dengan Fery. Meskipun cewek itu tau kalau kedekatan mereka hanya sebatas untuk kegiatan lomba tetapi Rebeca tidak buta, cewek itu bisa melihat ada kedekatan lebih di antara mereka.

Ingin pergi, tetapi kaki Rebeca masih berdiam diri di tempatnya memperhatikan mereka. Tadi, ketika dirinya hendak ke perpustakaan untuk meminjam buku bacaan novel, dia tidak sengaja melihat mereka yang ternyata juga sedang di perpustakaan atau lebih tepatnya belajar disana. Mungkin karena perpustakaan sepi jadi mereka menggunakan tempat ini agar tidak ada yang menganggu.

"Ini bener kan?" tanya Keyla menyerahkan hasilnya.

Fery menoleh, lalu mengangguk pelan "Bener," jawabnya singkat, namun pandangannya masih terfokuskan pada Keyla membuat perempuan yang sedang ditatapnya itu menoleh balik kearah Fery.

"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Keyla.

"Cantik," gumam Fery sangat kecil sampai Keyla tidak mendengarnya

"Hah? Lo ngomong apa barusan?"

"Enggak, lo beda aja kalau kalem gini," elak Fery dengan sedikit senyum tipisnya, sangat tipis.

Keyla mengerut bingung, "Maksudnya?"

"Iya kan biasanya lo sering marah. Jutek, cemberut gak jelas gitu."

"Ih! Gue gitu kan karena lo duluan yang ngeselin."

Meski jaraknya cukup jauh dan tidak terlihat tapi Rebeca tau dari gerakan bibir Fery. Rasa cemburu kembali menyelimuti hatinya, apa dia salah memutuskan Fery disaat dirinya masih begitu mencintai cowok itu?

"Jangan sampai bertemu dengan sesal."

Kata-kata Keyla beberapa hari yang lalu terlintas di kepalanya. Apa ucapan Keyla itu akan terbukti?

Rebeca menggeleng kecil lalu membuang nafasnya pelan. Tiba-tiba seseorang dari belakang menepuk pelan pundaknya membuat cewek itu menoleh cepat.

"Lo gak nyesel putusin Fery?" ujar Shireen. Perempuan itu ingin pergi ke perpustakaan menyusul Keyla dan Fery tetapi langkahnya terhenti ketika melihat Rebeca yang berdiri mematung di sisi koridor. Shireen bingung apa yang dilakukan Rebeca kini, sampai arah matanya mengikuti arah pandang Rebeca, barulah perempuan itu paham.

Rebeca menggeleng kecil membalasnya. Dari awal putusnya hubungan dia dengan Fery, Shireen selalu saja bertanya hal serupa, seperti: lo masih suka Fery? Atau lo masih bisa dapetin dia lagi sebelum terlambat, atau juga lo yakin rela Fery sama Keyla. Rebeca sampai bingung memilih kata-kata untuk menjawabnya.

"Jangan munafik Re, gue tau lo cemburu kan liat mereka?" ujar Shireen lagi, menatap serius wajah Rebeca. "Gue bisa bantu lo buat dapetin dia balik."

Rebeca menoleh terkejut sekaligus bingung. "Kenapa lo mau bantu gue?"

"Jujur sih gue gak suka liat Fery sama dia, mending juga sama lo. Dan ya something for my life," ujar Shireen tersenyum penuh arti.

Rebeca bungkam selama beberapa detik di tempatnya, sebelum cewek itu menggeleng tegas tanda penolakan untuk tawaran Shireen.

Only You. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang