"Cut!" Teriakan lantang dari sutradara secara otomatis menghentikan percakapan serta permainan ekspresi dari dua orang aktris yang disorot lensa kamera dan dikelilingi papan putih pengatur cahaya.
Begitu rekaman sudah berhenti, tanpa disuruh staff yang bertugas langsung memutar ulang pengambilan adegan barusan disaksikan oleh sutradara, Jaehyung, Younghyun, dan beberapa staff lain. Berbeda dengan ekspresi puas sang sutradara, mimik muka kedua produser mengerut sama seperti para karyawan di belakang mereka.
Sumpah jelek banget aktingnya, batin Younghyun sambil melirik Jaehyung yang memasang wajah masam.
"Wah, akting mereka sudah banyak kemajuan. Bukankah begitu, Pak Produser?" Tanya sutradara terkesan basa-basi. Tapi ekspresi Jaehyung sama sekali tak berubah dan dia cuma memandang dengan raut datar.
"Ulang," ucapnya serupa titah baginda raja, sekejab membungkam senyum lebar dan mulut sutradara yang sejatinya jauh lebih tua dari pria tinggi tersebut.
14 take untuk satu adegan yang sama. Wow, Younghyun hanya berani membatin kalimatnya barusan, tak ingin mengusik singa di dekatnya yang sudah mulai nampak habis kesabaran.
"Pak Produser, mereka sudah mengulang adegan ini 13 kali dan menurutku kali ini sudah yang paling bagus--"
"Ulang." Perkataan Jaehyung memotong pembelaan diri sang sutradara dan mendadak suasana berubah tegang dalam sekejab.
Younghyun melirik ke kanan dan ke kiri, menangkap tatapan khawatir dari mata para staff namun dia tak ingin melakukan apapun. Jaehyung benar. Keputusannya untuk mengulang adegan itu sudah benar. Walau telah 13 kali diperagakan, namun benar-benar tak ada kemajuan dari akting kedua aktris figuran barusan. Malah sebaliknya, mereka nampak mulai jenuh membuat aktingnya makin terlihat payah.
Iyakan saja, Jae sudah memberi perintah dua kali. Kalau sampai tiga kali nanti kau masih membantah, he'll end you, batin Younghyun, berharap sutradara bisa mendengarnya sebagai sugesti.
Lelaki paruh baya dengan pengalaman puluhan tahun sebagai sutradara film layar lebar itu nampak kurang suka dengan sikap intoleran Jaehyung namun dia cuma menghela napas gusar dan lewat pengeras suara di tangannya, memerintah kedua aktris kembali stand by di depan kamera untuk mengulang rekam adegan.
Beberapa saat kemudian...
"Cut!"
Take 14 selesai.
Tapi tak ada perubahan di raut wajah Jaehyung. Malah sebaliknya, sorot mata sipit pria tersebut perlahan jadi tajam.
"BREAK TIME! LET'S GET LUNCH, EVERYONE!" Suara Younghyun menggelegar lantang mendahului produsernya yang hampir membuka mulut. Jaehyung berakhir dengan hanya menghela napas panjang.
"You've an hour to eat everything you want! Get a rest, everybody!" Ujar Younghyun sambil memandang sahabatnya yang bangkit berdiri dan beranjak pergi tanpa mengatakan apapun.
"Siapa mereka berdua? Darimana kau dapatkan orang amatiran seperti itu? Nama mereka bahkan tidak ada di daftar pemain. Kau tahu semarah apa Jae sekarang, hah?" Tanya Younghyun beruntun pada sutradara yang membalas dengan dengusan gusar.
"Jangan kira cuma Bapak yang kesulitan, saya juga! Satu adegan saja sampai 14 take, apa-apaan itu. Apa dia pikir para artis tidak punya jadwal lain?" Sutradara mengomel.
"...what?" Younghyun menyeringai tak percaya. "Aku tidak salah dengar 'kan? Kau menyalahkan Jae?"
"Bagaimana tidak? Akting mereka berdua sudah sangat bagus. Mereka sudah sangat imut, aku yakin penonton pasti akan menyukainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "Hey, aren't we no longer strangers? Come closer."