Closer 39

1.8K 216 66
                                    

Canggung.

Itu yang dirasakan Jaehyung dan Younghyun sekarang. Sambil melakukan kesibukan masing-masing, sesekali mereka akan melirik, mempertemukan pandangan mata dalam diam lalu beralih pada orang-orang di sebelahnya yang masih asyik bicara, bercanda, hingga bisa tertawa seolah tidak punya beban hidup.

Teman-teman Dowoon nampak hanyut dalam topik obrolan mereka sendiri sementara Dowoon dan Wonpil sudah terlampau larut bercengkerama dengan Sungjin seperti lupa kalau di dekatnya ada dua orang yang merupakan outsiders (orang luar/orang yang tidak masuk lingkaran pertemanan) serta kemungkinan mereka bisa bosan jika tidak diacuhkan.

Apa orang ini guru TK? Batin Jaehyung dan Younghyun sambil menatap jengah pada Sungjin. Kenapa dia pintar sekali mengasuh anak kecil?

"Aku pernah pergi ke New York bersama teman-temanku untuk mampir di perpustakaannya dan mencari beberapa buku referensi. Ada juga yang pergi ke toko-toko baju terkenal. Ah, aku tidak paham yang seperti itu jadi aku cuma mengikuti mereka saja." Sungjin sedang menuturkan pengalamannya selama melakukan riset di luar negeri dan Wonpil mendengarkan dengan seksama sambil sesekali menimpali lalu ganti menceritakan kisahnya waktu 'terdampar' di Los Angeles, tentu saja minus cerita pribadi bersama Jaehyung.

"Apa di luar negeri semua orang berbahasa Inggris?" celetuk Dowoon nyaris membuat dua orang yang lebih tua darinya tertawa bersamaan.

"Tidak semua kok," jawab Sungjin dapat memahami kecemasan di kalimat barusan. Dia sangat tahu jika Dowoon belum pernah pergi ke luar negeri dan selalu mengeluhkan kemampuannya berbahasa asing.

"Jika kau masuk lembaga riset sepertiku, kau akan bisa setidaknya bertemu satu atau dua orang Korea di sana," hibur Sungjin.

"Ah, benarkah...?" senyum lega mengembang di wajah Dowoon, nampak sangat polos dengan mata bulatnya yang berbinar.

"Kalau aku dulu pakai google translate untuk mengartikan apa yang ingin aku katakan," ujar Wonpil.

"Wah, bisa dicoba tuh!" Sungjin menjentikkan jari.

"Bagaimana cara Noona memakai google translate?" Dowoon ingin tahu.

"Aku mengetik hangul dan menerjemahkannya ke bahasa Inggris lalu menunjukkan pada orang bule. Kebanyakan mereka akan paham," jawab Wonpil.

"Aaa~" Dowoon mengangguk-angguk. "Ternyata ada cara begitu, ya? Aku jadi percaya diri pergi ke luar negeri kalau begini."

Sungjin tergelak. "Kyeopta~" ia memuji gemas tingkah Dowoon yang kadang terlampau polos seperti kanak-kanak.

"Hyung, bagaimana Hyung bisa lancar bahasa Inggris? Aku kalau membaca sebenarnya sedikit mengerti, tapi begitu mendengar langsung tidak paham apa-apa," tanya Dowoon pada Sungjin.

"Kebiasaan." Pria Busan tersenyum. "Semakin kau sering mendengar orang bicara Inggris, semakin kau akan banyak paham dan lama-lama juga bisa menanggapi omongan mereka. Semua tergantung faktor kebiasaan."

"Sulit juga ya," gumam Dowoon. "Di asrama hampir tidak ada yang pakai bahasa Inggris. Palingan Hoseok, tapi dia juga cuma kadang-kadang kalau pas mau."

"Yes, Baby! I'm here, my love!" Hoseok mengangkat tangan mendengar namanya disebut oleh Dowoon.

"Diamlah. Kau makan saja," sahut pemuda bersuara bass.

"Oke, Sayang~" balas Hoseok santai.

"Felix?" Wonpil mengingatkan. "Kau bisa bicara bahasa Inggris dengan Felix. Asrama kalian dekat 'kan?"

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang