Closer 26

2K 189 111
                                    

Bersamaan, motor yang dikendarai Shinwon dan Youngmin masuk ke pekarangan luas rumah tempat mereka menginap selama melakukan penelitian di Jeju. Dowoon turun lebih dulu diikuti Youngmin setelah mematikan mesin.

"Kau ikut ke hutan hari ini?" Tanya Youngmin sembari menyerahkan kunci motor.

"Ikut dong," jawab Dowoon. "Kau tidak tahu aku harus mencari sampel baru?" Pemuda itu bersungut-sungut.

Temannya terkekeh. "Ya sudah, bersiap-siaplah. Rencananya pada mau berangkat jam 10."

"Eum." Dowoon mengangguk, mengayunkan kaki menuju pintu beranda mengikuti kedua temannya. Langkah pemuda tersebut mendadak terhenti saat kedua mata bulat menangkap sosok Sungjin keluar rumah berpapasan dengan Youngmin dan Shinwon. Mereka bertiga terlihat berbicara sebentar, Youngmin menunjuk Dowoon sambil menjelaskan sesuatu membuat Sungjin tersenyum lega dan menganggukkan kepala. Begitu dua mahasiswa sudah masuk ke dalam rumah, Dowoon memberanikan diri melanjutkan langkah.

"Hyung..." Dia menyapa lebih dulu, kemudian tanpa diminta membungkukkan badan sedalam mungkin. "Maaf sudah pergi tanpa pamit dan membuat semuanya khawatir."

Sungjin menghela napas. Sebenarnya ia bermaksud memarahi Dowoon atas keteledorannya namun emosi tersebut langsung menguap entah kemana begitu melihat lelaki muda mengakui kesalahan lebih dulu.

"Jangan diulangi lagi," ujar Sungjin. "Kau tahu seberapa cemas teman-temanmu. Mereka bahkan tidak ada yang tidur semalaman. Pastikan kau minta maaf juga pada mereka."

"Ne," Dowoon mengangguk sambil menundukkan kepala, tak berani memandang Sungjin, kesepuluh jarinya memainkan kunci motor dengan getar yang tersamarkan.

"Kenapa kau tiba-tiba pergi?" Pertanyaan yang ingin dihindari Dowoon.

"Apa ada ucapanku yang menyinggungmu?" Kalimat lain yang tak ingin dijawab oleh Dowoon.

Pemuda bersuara bass cuma bisa semakin menundukkan kepala.

"Aku minta maaf kalau memang aku sudah membuatmu tersinggung atau kurang nyaman," desis Sungjin. "Kau bisa mengatakannya padaku, tidak usah sungkan. Bilang saja kalau memang ada sikapku yang membuatmu kesal tapi jangan malah lari seperti ini lagi, jangan buat teman-temanmu ikut khawatir. Ne, Dowoon-ah?"

Perlahan Dowoon menganggukkan kepala. "Maaf, Hyung..."

Sungjin tersenyum kecil, menepuk pelan pundak Dowoon yang mendapat lirikan diam dari adik kelasnya.

"Aku juga minta maaf. Masuklah, teman-temanmu sedang bersiap ke hutan."

Dowoon kembali membungkukkan badan, baru kemudian beranjak pergi diikuti tatapan mata teduh Sungjin.

Anak itu sebenarnya anak yang baik, meski kadang kelihatan memendam banyak hal sendirian dan enggan berbagi dengan orang lain... Batin Sungjin. ...seperti Wonpil. Dia tersenyum kecil.

Apa karena mereka bersaudara, makanya punya banyak kesamaan?

Setelah menutup pintu, Dowoon termenung sejenak. Dia menyentuh bahunya yang ditepuk oleh Sungjin, lalu memindahkan tangan ke dada yang terasa berdebar keras meski tak nampak dari luar. Perlahan Dowoon menghela napas, bergegas melepas sepatu dan berjalan ke kamar.

Hal seperti ini...harus segera aKU AKHIRI!

"KIM DOWOON MY HONEY PUPPY SWEETY CIMITKUUU! YOU COME BACK, BABYYY! UWUU! KAU TIDAK DICULIK OM-OM PEDOPIL DI JALAN 'KAAAN!?" Hoseok berseru sekeras toa alun-alun kota begitu melihat sosok temannya datang. "CAYANGKUUUHHH!"

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang