Closer 63

1.6K 237 116
                                    

Wonpil baru saja menyelesaikan makan siangnya yang terasa hambar ketika ia melihat orang-orang berseragam di tenda SAR mendadak berlarian panik dan terburu-buru.

"Ada apa?" Desis Sanghyuk yang juga telah selesai makan. Pandangan matanya berubah khawatir, tak berbeda dengan teman-temannya yang saling menatap.

"Aku akan mencari tahu," ujar Hoseok meletakkan kotak nasi disusul Sungjae. Berdua mereka menuju tenda tim SAR guna bertanya apa yang sedang terjadi hingga para petugas terlihat tergesa-gesa pergi dengan membawa banyak peralatan.

Setelah membungkukkan badan berterima kasih, Hoseok serta Sungjae berlari kembali ke tempat Wonpil.

"Apa yang terjadi?" Sambut gadis mungil was-was, berharap yang akan ia dengar adalah kabar baik.

"Dowoon sudah ketemu."

Kalimat Hoseok membuat semua orang yang mendengar langsung melotot dengan iris bersinar seolah tak percaya, air mata bahagia menggenang di pelupuk mereka.

"JINJJA!?" Seru Sanghyuk merasakan kelegaan luar biasa, sama seperti rekannya yang lain.

Hoseok mengangguk. "Sekarang tim SAR dan dokter sedang ke sana untuk memeriksanya." Dia melanjutkan.

"Bagaimana kondisinya? Dia baik-baik saja 'kan? Dia tidak apa-apa 'kan? Dia tidak terluka 'kan?" Berondong Youngmin yang selama ini menjadi pihak paling mencemaskan keadaan Dowoon.

"Belum tahu," geleng Sungjae. "Tim baru saja berangkat. Kalau sudah sampai mereka baru bisa memberi kepastian."

"Semoga dia baik-baik saja," desis Shinwon menyatukan kedua tangan di depan mulut seperti sedang berdoa.

"Dowoonie akan baik-baik saja," ujar Wonpil. "Dia anak yang baik. Dia dilindungi para malaikat. Dia akan baik-baik saja..." Gadis tersebut ikut menyatukan kedua tangannya.
.
.
"Apa masih lama!?" Seru Jaehyung pada Sungjin yang sedang bicara melalui walkie talkie dengan tim SAR di tenda pusat.

"Mereka sedang menuju kemari!" Balas pria Busan ikut meninggikan suara, terpancing panik orang yang bertanya.

"Shit!" Jaehyung mengumpat tertahan, mengembalikan pandangan pada sosok yang terbaring memejamkan mata rapat di permukaan tanah.

"Dowoon-ah, sadarlah. Ku mohon bangunlah, Dowoon-ah," pinta Younghyun sambil mengusapkan telapak tangan lalu meletakkannya di kedua pipi Dowoon serta telinga, mencoba untuk menghangatkan kulit yang sedingin es. Jaehyung juga melakukan hal sama, mengusap-usapkan telapak tangan untuk kemudian digunakan menggenggam jari-jemari adik ipar yang telah membiru seluruh kukunya.

Setelah menemukan Dowoon, dengan sangat hati-hati Jaehyung, Younghyun, serta Sungjin mencoba meluruskan tubuhnya yang telah dingin dan nyaris kaku menyerupai mayat akibat terpapar suhu rendah terlalu lama. Hipotermia dengan frostbite (radang dingin) adalah diagnosa sementara yang dapat mereka ambil.

Menggunakan sisi tajam golok, Jaehyung sudah merobek dan melepas seluruh pakaian Dowoon yang basah lalu ganti menyelimuti pemuda itu dengan jaket tebal yang ia pakai ditambah milik Younghyun serta Sungjin. Mereka juga memindahkan tubuh Dowoon ke tempat yang terkena sinar matahari sambil terus mencoba menghangatkan ujung-ujung jari, pipi, telinga, dan mengawasi napas serta denyut jantungnya yang sudah sangat lemah.

"PARK SUNGJIN!" Dengan tidak sabar Jaehyung kembali meneriaki Sungjin. Merasa bantuan terlalu lama datang dan semakin cemas menyadari kondisi Dowoon tidak ada perubahan seiring menit berlalu. Malah sebaliknya, gerakan bernapas di dada pemuda tersebut jadi tersendat-sendat.

"I'M TRYING HERE! SHUT UP!" Balas Sungjin ikut emosi lalu kembali menghubungi tim yang sedang dalam perjalanan. "Maaf kalau kami terlalu memaksa, tapi bisakah kalian lebih cepat? Keadaannya benar-benar sangat kritis. Ini hipotermia parah!"

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang