Closer 33

2K 215 68
                                    

Setelah sehari semalam menghabiskan waktu di rumah sakit dan satu hari satu malamnya lagi berada di vila untuk pemulihan bersama Wonpil. Akhirnya pagi itu diantar oleh Younghyun, Dowoon kembali ke rumah tempat teman-temannya berada. Mobil sewaan yang mereka naiki berhenti di halaman, Younghyun sengaja tidak keluar guna menghindari kerempongan teman-teman Dowoon yang ia lihat beberapa nampak melotot di balik jendela kaca yang gordennya terbuka blak-blakan memperhatikan dia.

"Jangan lupa kata-kata dokter, kau masih harus banyak istirahat dan menghabiskan antibiotikmu," pesan Younghyun memandang Dowoon yang nampak kesulitan melepas seatbelt macet. Ia ingin membantunya, hanya saja itu pasti akan mengundang salah paham. Younghyun tak mau menimbulkan masalah bagi orang yang dia kasihi.

"Ne, Hyung," jawab Dowoon. Klek, akhirnya sabuk kursi bisa tercabut.

"Terima kasih sudah mengantar, Hyung. Pulangnya hati-hati ya." Pemuda bersuara berat tersenyum sambil membuka pintu, membungkukkan badan singkat, lalu berjalan menuju pintu depan rumah.

Younghyun meremas-remas kemudi mobil, menyimpan kekecewaan besar sebab melewatkan kesempatan mengusap kepala Dowoon maupun mengacak rambut hitamnya yang tebal. Dengan kesal ia balik mendelik pada Sungjae dan Sanghyuk yang masih berada di jendela, niat mereka mengintip tapi kepalanya kelihatan jelas. Sadar sedang dipelototi, kedua anak muda tersebut terjengat dan langsung kabur menghilang dari jendela.
.
.
"CIYEEE, DOWOONIE~~~ WIKWIKWIKWIK!" Suara lantang Sungjae menggema ke seisi rumah yang beruntung sedang ditinggal ibu pemilik yang sering datang untuk memasak serta bersih-bersih.

Dowoon menoleh diam, menatap cengiran lebar di wajah Sungjae serta Sanghyuk, sudah bisa menebak apa yang akan mereka lakukan.

"Dowoonie sudah pulang?" Dari arah dalam rumah muncul Shinwon yang segera merentangkan kedua tangan untuk memeluk temannya. "Selamat datang~ kau sudah makan?"

"Eum," Dowoon mengangguk, paling merasa nyaman dengan sikap hangat Shinwon.

"JELAS SYUDAH DWONG~ MASA' DIANTAR DADDY BELUM DIKASIH MAKAN SEEEH!?" Sungjae menyahut.

"Makannya mungkin malah dobel-dobel. Makan nasi dan makaaannn...~" Sanghyuk sengaja memotong kalimat untuk melengkapinya bersama dengan suara Sungjae.

"SOSIS ISI MAYONAIS!" Lalu mereka tertawa.

"Astaga kalian ini..." Shinwon mendesis, melepas sandal rumah dan mengacungkan ke udara sontak membuat kedua temannya terlonjak. Dengan cepat Sungjae dan Sanghyuk melesat masuk ke kamar sambil masih tertawa ngakak.

"Jangan dengarkan mereka, Dowoon-ah. Youngmin sedang keluar dengan Hoseok, makanya mereka berani begitu," ujar Shinwon.

"Sungjin Hyung belum pulang?" Tanya Dowoon, tidak terpengaruh godaan teman-temannya. Sudah terbiasa.

"Nanti sore baru sampai sini," jawab Shinwon. "Mau tanya soal laporan pasti."

"Eum. Kalau begitu aku ke kamar dulu memeriksa laporan. Jika kau butuh apa-apa panggil saja," ujar pemuda bersuara berat dijawab anggukan rekan seumuran.

"Dowoonie~" Sungjae masih saja cengar-cengir saat melihat kedatangannya temannya di dalam kamar. "Habis berapa ronde, Dowoonie? Sini, biar aku periksa dulu pantatmu~"

"Eh, tanganmu kenapa?" Tanya Sanghyuk kaget melihat punggung tangan Dowoon yang bekas jarum infus nampak masih diplester kain kasa.

"Ah, ini--" pemuda bermata bulat belum selesai bicara.

"KALIAN MAIN BDSM YA?" Tapi suara Sungjae sudah melengking lagi.

"Astaga, Dowoon-ah...aku tak tahu kau ternyata punya hobi begitu...ckckck," Sanghyuk menyahut. Ekspresi wajahnya menggambarkan kekhawatiran besar.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang