Closer 64

1.7K 218 136
                                    

Kedatangan Jaehyung, Younghyun, Wonpil, dan teman-teman Dowoon hanya disambut oleh Sungjin yang duduk terpekur di salah satu lorong UGD. Dia langsung berdiri ketika melihat orang-orang berwajah familiar mendekat dengan langkah cepat.

"Bagaimana Dowoon? Dimana dia? Dia baik-baik saja 'kan? Apa kata dokter?" Serbu Younghyun menjadi yang pertama bicara. Dia langsung menyusul ke rumah sakit tanpa sempat ganti baju ataupun membersihkan diri, membuat penampilannya nampak masih kucel dengan pakaian penuh noda tanah. Begitu pun dengan Jaehyung serta teman-teman Dowoon yang bahkan sejak kemarin terus tinggal di tenda SAR dan tidak melakukan apa-apa selain pergi ke kamar kecil.

"Setelah diberi oksigen dan infus, Dowoon dibawa ke ruang hemodialisis untuk cuci darah. Dokter bilang kondisinya cukup stabil meski sangat lemah. Kemungkinan malam ini jadi masa kritisnya selama napas atau denyut jantungnya belum kembali normal," jawab Sungjin, menjelaskan dengan nada setenang mungkin. Walau begitu tetap saja, orang-orang yang mendengar kata-katanya langsung menundukkan kepala. Bahkan kedua mata Wonpil nampak kembali berkaca-kaca.

"Keluarganya? Kau sudah memberitahu keluarganya?" tanya Jaehyung mendapat sebuah anggukan.

"Setelah menjemput anak perempuan yang di asrama, mereka bilang akan menyusul ke sini."

"Kenapa masih kritis...?" gumam Youngmin terduduk jongkok di lantai. Kesepuluh jari tangan meremas rambut dengan sangat kuat. "Bukankah dia sudah diobati? Kenapa..."

"Semua butuh proses," ujar Shinwon ikut jongkok di sebelah temannya dan kembali menghibur pemuda itu. Hoseok dan Sungjae menyusul di dekat mereka.

"Kau tenang saja. Dowoonie anak yang kuat, dia akan baik-baik saja," imbuh Hoseok diiyakan oleh anggukan Sungjae.

"Sepertinya kalian lebih baik pulang dulu," celetuk Jaehyung membuat nyaris seluruh pasang mata mengarah padanya. "Kalian dan Sungjin, pulanglah dulu dan istirahat."

"Kalau aku...tidak apa-apa, Jaehyung-ssi. Aku tidak secapek itu, mereka saja--" tolak Sungjin.

"Tidak mau!" Sanghyuk menyela, keempat temannya juga langsung berdiri dengan ekspresi wajah tidak setuju.

"Kami mau menunggu Dowoonie! Kami akan di sini sampai dia sadar!" lanjut Sanghyuk.

"Selama menunggu memangnya kalian bisa melakukan sesuatu yang berguna?" tanya Jaehyung, nada kalimatnya datar. "Daripada bengong di sini seperti gelandangan, lebih baik kalian pulang, mandi, dan ganti baju. Kalian tidak sadar penampilan kalian itu seperti gembel?" Dia menoleh pada Sungjin. "Kau juga."

Lelaki Busan yang terkejut ikut kena omel, otomatis langsung menunduk untuk mengevaluasi sepatu dan seluruh bajunya yang memang sangat kotor oleh tanah. Ia menggaruk kepala salah tingkah.

"Cuci darah itu lama. Selagi kalian istirahat dan membersihkan diri, waktu kembali ke sini Dowoon pasti juga sudah selesai. Pulanglah dulu." Pria tinggi menyodorkan kunci mobil pada Sungjin yang menerima dengan ragu. "Bawa anak-anak itu pulang. Mereka pasti sangat lelah dari kemarin tidak istirahat sama sekali."

"Ne." Sungjin mengangguk, kemudian mengalihkan pandangan pada para mahasiswa yang terlihat tidak bisa membantah lagi.

Meski tidak ingin pergi meninggalkan rumah sakit tapi kelima pemuda tersebut merasa apa yang dikatakan Jaehyung semuanya benar. Terkadang mereka juga merasa tidak nyaman dengan kondisi mereka sendiri saat ini. Sejak keluar dari hutan Sungjae dkk belum membersihkan diri, sudah pasti seluruh badan akan terasa lengket dan gatal. Apalagi kalau dilihat orang lain, penampilan mereka benar-benar mirip dengan gembel habis keluyuran dari ladang-ladang mencari sisa panenan singkong.

"Kita pulang dulu. Mandi dan ganti baju tidak akan memakan waktu lama," bujuk Sungjin yang cuma ditanggapi dengan helaan napas pasrah. Para mahasiswa membungkukkan badan sebelum berbalik melangkahkan kaki gontai mengikuti mentornya berjalan keluar UGD diikuti tatapan mata Jaehyung, Younghyun, dan Wonpil.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang