Closer 70

1.8K 220 214
                                    

"Dia tidur lagi," ujar Jaehyung, irisnya teduh memandang Dowoon yang nampak kembali memejamkan mata tenang di ranjang dengan napas teratur. "Dokter bilang sebuah kemajuan besar ia sudah sadar. Jika besok dia bangun lagi dan bisa menunjukkan gejala baik, dapat dipastikan Dowoon mulai pulih sepenuhnya."

Wonpil menggumamkan syukur sembari menatap sosok adik laki-laki yang terlelap, seolah sedang mengumpulkan tenaga untuk dapat bangun kembali esok pagi.

"Jae, aku mau menemani Dowoon," pinta Wonpil mendadak yang segera menuai kerutan kurang setuju di tengah alis suaminya.

"Dia sedang tidur dan baik-baik saja. Kau tak perlu menemaninya," tolak Jaehyung.

"Tapi--"

"Jae benar, Wonpil-ah. Lebih baik kau pulang dan istirahat supaya besok bisa kemari lagi menjenguk Dowoon," sela Younghyun. "Kau sedang hamil lho, debay juga butuh dimanjakan."

"Ne, Eonnie. Masih ada aku, Papa, dan Mama di sini. Aku akan langsung menghubungi tiap ada kabar apapun, kau tak perlu khawatir," imbuh Seungmin sambil menyunggingkan senyum menenangkan.

Wonpil diam sejenak. Mengambil napas panjang. Kemudian mengangguk pelan.

"Ne..." Ia menyerah, namun kemudian langsung meraih kain baju Jaehyung dan memegangnya kuat. Wonpil memepet badan pria tinggi. "Be-sok! Pokoknya harus ke sini. Janji! Pa-gi!" Gadis mungil bicara penuh tuntutan.

"Iyaaa!" Balas suaminya. "Ini. Kok lucu." Dia melanjutkan sambil memencet usil hidung Wonpil yang mendekat, membuat istrinya terjengat kaget karena atensi yang terlalu mendadak dan random.

"Jae...!" Dengan kesal gadis lebih muda memukul pelan tangan suaminya membuat Jaehyung terkekeh, namun di sisi lain menuai cebikan mulut dari Seungmin yang merasa iri dengan kemesraan sang kakak.

Kangen Felix...hmph! Batin gadis itu.

Sementara Younghyun yang juga melihat, cuma memberi sorot mata datar.

Pengen mencelakai tapi nanti istrinya jadi janda dan anaknya yatim...hmm...
.
.
"Jae, besok pagi!" Wonpil mengingatkan kembali begitu sudah diturunkan di halaman vila.

"Aku mau kita berangkat pagi ke tempat Dowoon. Pa-gi!" Wanita mungil memegang jendela mobil di sebelah kursi yang diduduki suaminya, mengulang-ulang ucapan yang sama sejak tadi hingga Jaehyung hapal dengan tiap tekanan di nada kalimat tersebut.

"Iyaaa...!" Balas pria tinggi malas.

"Aku akan menelpon kalau kau belum pulang!" Imbuh Wonpil.

"Iya, ya ampun, iyaaa," ketus Jaehyung. "Ini bawel. Tumben," ia mengulurkan tangan mencubit gemas bibir tipis sang istri membuat gadis tersebut menggeram tak suka.

"Brian, ingatkan Jae untuk pulang besok pagi." Wonpil ganti bicara pada Younghyun di kursi pengemudi yang cuma menjawab dengan anggukan dan senyuman simpul.

"Sudah selesai 'kan?" Tanya Jaehyung. "Kami berangkat."

"Ne," angguk Wonpil, beranjak mundur dan melihat mobil yang dikendarai suaminya mulai bergerak meninggalkan halaman vila.

"BESOK PAGI YA, JAE! HATI-HATI!" Wonpil masih sempat berseru seraya melambaikan tangan kemudian ia menghela napas pelan. Gadis itu menunduk, mengusap permukaan perutnya yang terasa membesar dan makin berat.

"Kalian juga harus berdoa untuk Paman ya," bisik Wonpil.
.
.
Dari kaca spion Jaehyung melirik sosok gadis mungil yang dia tinggalkan berdiri mengusap-usap perut di halaman vila. Perlahan lelaki itu mengesah.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang