Closer 31

2.3K 226 107
                                    

Wonpil sudah bangun dari pengaruh obat. Demamnya banyak turun tapi untuk memastikan tidak terjadi komplikasi dan hal-hal kurang diinginkan, Jaehyung minta dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada istrinya termasuk USG, ronsen, dan cek darah. Dia hanya mau memastikan sakit Wonpil tidak menjalar membahayakan wanita itu ataupun kedua bayinya. Selagi menunggu pemeriksaan sang istri berlangsung, pria tinggi dihubungi perawat jika Dowoon juga sudah sadar.

Dengan pelan Jaehyung menyibak tirai pembatas bilik UGD, kedatangannya membuka kedua mata Dowoon dan kepala pemuda tersebut langsung bergerak menoleh memandangnya. Wajah Dowoon pucat, bekas merah darah mimisan masih nampak di salah satu lubang hidung dan irisnya cuma sanggup berkedip lemah.

Jaehyung berdiri di dekat ranjang adik ipar, meletakkan punggung tangan ke dahi Dowoon yang ternyata masih panas. Lelaki itu mengesah pelan. Younghyun sudah kembali ke lokasi syuting, mengawasi jalannya pengambilan gambar hingga minimal nanti tengah malam baru selesai.

"You okay?" Tanya Jaehyung pelan.

Bibir Dowoon terlihat bercelah, seolah ia ingin mengatakan sesuatu tapi belum punya cukup kekuatan melakukannya.

"Gwaenchana, jangan paksakan dirimu. Istirahat saja. Maaf sudah membuatmu sakit," ujar Jaehyung, menaikkan selimut Dowoon hingga sebatas dada.

"...yung," bisik pemuda berambut hitam susah payah. "Maaf...aku tidak sopan..."

Jaehyung menggelengkan kepala. "Tidak usah kau pikirkan. Aku juga salah karena tak bisa mengendalikan diri. Tidurlah, kau belum pulih."

"Noona...?" Dowoon masih saja mengkhawatirkan kakak perempuannya.

"Dia sudah bangun dan sedang diperiksa dokter. Dia akan baik-baik saja," jawab Jaehyung, mengedarkan pandangan sembari membatin, Apa rumah sakit ini tidak punya handuk dan air? Kenapa tak ada alat kompres?

"Hyung..." desis Dowoon membuat perhatian lelaki lebih tua tertuju lagi padanya. Iris coklat pemuda tersebut menatap lekat milik Jaehyung.

"Park Sungjin...tahu darimana...?" Tanya Dowoon.

Jujur tidak ya? Jaehyung bimbang.

"Noona yang bilang...?" Namun Dowoon cukup peka untuk menyadarinya.

Perlahan Jaehyung mengangguk. "Dia ingin aku mengawasimu, jadi dia memberitahuku. Jangan menyalahkannya, Wonpil cuma tak ingin kau baper berlarut-larut pada Park Sungjin. Dia sangat mencemaskanmu." Pria tinggi langsung mengatakan pembelaan diri.

Terdengar napas dibuang pelan oleh Dowoon, seperti orang yang pasrah sekaligus kecewa. Ia mengalihkan pandangan ke atas pada langit-langit ruangan UGD.

"Wonpil menyayangimu," Jaehyung kembali membela istrinya. "Dia tidak bisa membiarkanmu menghadapi masalah sendirian di sini jadi memberitahuku supaya aku dapat menjagamu. Tapi malah dia sendiri yang tak sabar dan pergi kemari."

Pelan, kepala Dowoon mengangguk. "Noona memang begitu...aku merepotkannya lagi..."

Untuk sejenak tak ada suara di antara mereka. Hingga pemuda berambut hitam menoleh pada kakak iparnya lagi.

"Hyung..."

"Hm?" Balas Jaehyung.

"Apa...aku aneh...?" Bisik Dowoon.

"Maksudmu?" Alis tegas pria tinggi mengerut.

"Aku...suka..." Kata-kata pemuda bersuara bass memelan. "...bisa berdebar-debar kalau dekat laki-laki. Apa aku aneh? Apa aku...menjijikkan...?"

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang