"HAHAHA! GUOBLOK--aduh! Sakit! Dasar kuda!" Terdengar suara tawa keras dan makian asalnya dari dalam rumah tempat menginap kelompok penelitian Dowoon dan kawan-kawan.
Sedari tadi Sungjae, Sanghyuk, dan Hoseok terus bercanda di kamar sementara Shinwon sibuk memasak di dapur. Youngmin ditemani Dowoon sedang di beranda rumah, menyiram tanaman serta mencatat perubahan tumbuhnya ke buku agenda yang nanti akan direkap dalam laporan penelitian.
"Membicarakan apa sih mereka? Ramai sekali," decak Dowoon heran sembari mengarahkan mata ke pintu rumah yang tertutup.
"Biarkan saja. Mumpung Sungjin Hyung tidak ada biarkan mereka main sampai puas. Nanti kalau sudah ada Hyung, mereka tak akan berkutik karena terus ditagih soal laporan." Youngmin menanggapi dengan suara beratnya.
"Aku terkadang heran kenapa aku bisa berteman dengan mereka," desis Dowoon melanjutkan mengukur tinggi tanamannya menggunakan penggaris.
"Benarkah?" Youngmin kaget. "Aku lebih heran kenapa kau mau bergaul dengan kami."
"Wae?" Mata Dowoon mengerjab polos.
"Yaah, karena kau kelihatan seperti anak baik-baik, sementara kami...kau lihat sendiri bagaimana tingkah mereka." Pemuda tinggi bermata lebar mengangkat kedua pundaknya.
"Aniya~ jangan bicara begitu. Kalian menyenangkan kok." Dowoon tersenyum.
"See?" Youngmin menunjuk senyum barusan. "You're pure and we're impure. That's I mean."
Dowoon terdiam sejenak, memperhatikan temannya yang kemudian mencorat-coret buku agenda.
"Youngmin-ah."
"Apa?" Pemuda bermata lebar menoleh sekilas.
"Bagaimana caramu tahu kalau kau mencintai seseorang?"
Gerakan menulis Youngmin seketika terhenti. Dia menolehkan kepala dengan pandangan menaksir-naksir yang menyimpan banyak makna.
"Kenapa...kau tiba-tiba menanyakan itu?" Tanyanya.
Mata Dowoon berputar sejenak. "Cuma kepikiran..."
"Kau sedang jatuh cinta?" Canda Youngmin, mengalihkan pandangan tepat ketika wajah temannya memerah.
"Aku tidak tahu," desis Dowoon. "Makanya aku tanya padamu. Aku ingin tahu, perasaan ini sebenarnya apa."
"Kau salah orang kalau menanyakan hal begitu padaku. Hoseok lebih banyak tahu."
"Tapi dia jomblo," desis pemuda bermata bulat. "Kau 'kan punya pacar."
"Tetap saja~" Youngmin menunjukkan tiga jari tangannya. "Aku sudah tiga kali ditolak Donghyun, jadi romance seperti itu bukan keahlianku."
"Bagaimana kau bisa berpacaran dengan Donghyun kalau sudah ditolak tiga kali?" Dowoon heran.
"Yaahh..." Pandangan Youngmin menerawang. "Dia kasihan saja sih padaku." Pemuda tersebut terkekeh miris.
"Dia bilang dia terpaksa menerimaku karena tidak tega melihat usahaku dan berniat putus setelah sebulan," sambung lelaki bersuara berat dengan logat Busan mirip Sungjin karena dia memang berasal dari daerah yang sama.
"Tapi bukannya kalian sudah pacaran 2 tahun...?" Kalimat Dowoon terucap pelan.
"Eum, aku sendiri juga tidak menyangkanya." Youngmin terkekeh. "Jodoh siapa yang tahu."
"Lalu, apa yang kau rasakan waktu pertama kali bertemu Donghyunie? Sampai kau tahu jika kau ternyata menyukainya," tanya Dowoon lagi.
"Apa ya..." Kembali mata Youngmin menerawang. "Kesan pertama atau momen jatuh cinta tiap orang itu beda-beda sih. Kalau di aku, aku tertarik padanya setelah tahu jika ternyata dia orang yang jujur. Galak dan judesnya itu tidak cuma ditujukan padaku tapi semua orang. Dia tak segan menjadi dirinya sendiri, waktu ada banyak orang rela akting supaya bisa memberi kesan baik pada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "Hey, aren't we no longer strangers? Come closer."