Closer 79

1.6K 217 112
                                    

Awalnya mau ditamatin di chapter 80, cuma kayaknya belum bisa.

|||||Suara berdering di seberang terdengar beberapa saat hingga akhirnya berhenti sebab telpon sudah diangkat oleh seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|
|
|
|
|
Suara berdering di seberang terdengar beberapa saat hingga akhirnya berhenti sebab telpon sudah diangkat oleh seseorang.

"Wonpil-ah." Sungjin menyapa lebih dulu.

"Ne, Oppa? Ada apa?" balas suara familiar seorang wanita dari speaker ponsel.

"Cuma mau menelpon." Sungjin mengulum senyum kecil, terbayang ekspresi wajah Wonpil saat ini. "Apa kabar?"

"Kabarku baik. Oppa bagaimana?" gadis yang lebih muda kembali melempar pertanyaan.

"Eum, lumayan. Aku baru dari rumah sakit menjenguk Dowoon bersama teman-temannya. Aku lihat kondisi dia sudah semakin membaik, aku senang," jawab Sungjin.

"Ne, ini juga berkat doa Oppa dan teman-teman Dowoonie. Jika bukan karena kalian, Dowoonie tak akan pulih secepat ini. Terima kasih."

"Aniya, aku yakin dia cepat sembuh itu karena kau. Karena selama ini yang selalu dapat menguatkan dia cuma dirimu." Suara serak Sungjin perlahan mengambang. "Wonpil-ah, aku dengar dari Dowoon kalau besok kau akan kembali ke Seoul."

"Ne, pekerjaan Jae di Jeju sudah selesai dan kebetulan kondisi Dowoonie juga memungkinkan untuknya dipindahkan ke rumah sakit Seoul jadi sekalian saja kami pulang bersama-sama," jawaban Wonpil sama persis dengan yang diutarakan adiknya.

"Ah, begitu..." desis Sungjin. "Aku masih akan lama di Jeju sih--"

"Oppa belum akan kembali ke Seoul? Wae?" Wonpil kedengaran heran dan Sungjin merasa senang akan perhatian gadis itu.

"Aku masih harus mengawasi penelitian teman-teman Dowoon. Sejujurnya, kegiatan mereka belum selesai. Kami masih harus masuk hutan lagi dan mencari beberapa sample."

"Eeeh!? Masuk hutan lagi!?" Nada kalimat Wonpil meninggi karena kaget. "Oppa, kau yakin mau masuk hutan lagi setelah ada kejadian Dowoon begitu?"

Pria asal Busan terkekeh. "Tentu saja. Sebenarnya hutan itu tidak bermasalah asal kami tetap waspada dan fokus. Kemarin mungkin karena Dowoon kebanyakan melamun. Yang aku lihat, teman-temannya tidak gampang lengah sih. Doakan saja urusan kami lancar."

"Ne. Tetap hati-hati ya, Oppa. Takutnya kalau terjadi apa-apa, soalnya 'kan kasus Dowoon baru saja kemarin selesai," ujar Wonpil terdengar khawatir.

"Eum, terima kasih sudah mencemaskan kami. Sebisa mungkin kami akan tetap menjaga diri." Sungjin mencoba menenangkan.

"Ah, lalu bagaimana dengan laporan ke pihak kepolisian, Oppa?" tanya Wonpil lagi.

"Itu juga sudah selesai. Aku baru bisa menjenguk Dowoon hari ini sebenarnya juga karena mengurus hal itu. Ada beberapa alur untuk menyelesaikan laporan ke tim SAR dan polisi. Teman-teman Dowoon juga harus ikut sebagai saksi. Makanya kami baru punya waktu sekarang, tapi malah dia mau ke Seoul besok."

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang