Closer 21

2.2K 198 53
                                    

"Dowoon-ah! Dowoon!" Terdengar suara Sungjin memanggil salah satu nama dari sekelompok mahasiswa bimbingannya. Dia melongok ke dalam kamar luas yang dihuni bersama oleh keenam remaja tersebut.

"Kim Dowoon mana?" Lelaki lebih tua bertanya pada tubuh-tubuh yang teronggok dalam berbagai kesibukan di lantai. Sungjae sedang membaca komik, Hoseok dan Sanghyuk bermain ponsel, Shinwon nampak menggambar sketsa, sementara Youngmin hampir tertidur dengan headset terpasang di telinga.

"Dowoonie sedang keluar, Hyung. Ada apa?" Balas Shinwon.

"Sampel tanah yang dia ambil terlalu lembab, kurang cocok untuk digunakan pada tanaman pertanian biasa. Dia harus mencari sampel baru. Tolong sampaikan begitu pada Dowoon nanti," ujar Sungjin.

"Siap, Hyung~" Shinwon mengacungkan ibu jari.

"Memangnya dia pergi kemana? Apa dia punya saudara di Jeju?" Tanya Sungjin heran. Pemuda yang ia kenal sangat pemalu dan kerap gugup sendiri tiba-tiba punya keberanian untuk jalan-jalan. Rasanya agak aneh.

"Dia pergi ke tempat Hyung-nya yang kemarin ke sini, Hyung. Hyung-nya sedang ada kerjaan di Jeju." Kembali Shinwon yang menjawab.

"Dating, dating~" Hoseok menyahut.

"Huh?" Sungjin mengangkat alis.

"Ah, Hyung. Masa' tidak tahu sih? Yang kemarin ke sini 'kan pacar Dowoon, tentu saja sekarang mereka dating~" Sungjae menambahi penjelasan.

Pria berlogat Busan terdiam sejenak. "Jadi Dowoon...benar-benar pacaran dengan laki-laki?" Ia mendesis, seolah masih tak percaya dan mengira itu sekedar candaan anak muda.

"Yap~" Hoseok menyahut, mata dan jari masih lekat pada layar ponsel.

"Anni~ gosip saja sih sebenarnya, Hyung. Dowoon sendiri bilang dia tidak ada hubungan khusus dengan Younghyun Hyung." Youngmin membantah lebih bijak.

"Duuh, mana ada orang di dunia ini yang mau mengaku menyukai sesama jenis?" Celetuk Sanghyuk. "Apalagi di tempat yang begituan masih ilegal. Mau ditangkap polisi apa gimana."

"Hentikan," desis Youngmin. "Mana kita tahu yang dibilang Dowoon itu benar. Dowoon 'kan tidak pernah berbohong."

"Jangan mengganggunya terus. Nanti dia ngambek," imbuh Shinwon.

"Neee~~~" ketiga orang yang lain menjawab serempak.

"Ingatkan aku kalau dia pulang nanti, aku harus mengecek pantatnya. Uwu~ melar sampai berapa senti, aku penasaran dengan ukurannya~" celetuk Hoseok.

"Ikuuut~" Sanghyuk dan Sungjae menyahut bersamaan, sementara Youngmin menghela napas dengan Shinwon.

Di pintu kamar, masih berdiri Sungjin yang terdiam.
.
.
"Hati-hati ya di jalan," pesan Wonpil ketika mengantar adiknya sampai ke motor yang diparkir di halaman restoran.

"Ne~ terima kasih untuk ini, Noona." Dowoon mengacung-acungkan bungkusan yang berisi daging panggang. "Harusnya tidak usah tidak apa-apa sih. Mereka sudah mengunyah terus di rumah seperti sapi." Pemuda itu mencebikkan bibir.

"Gwaenchana." Wonpil tersenyum. "Salam untuk Sungjae dan yang lainnya."

"Eum~" Dowoon meraih helm.

"Dowoon-ah," Wonpil mendekatkan diri pada saudaranya, tepat ketika Jaehyung dan Younghyun keluar pintu restoran usai membayar seluruh tagihan makan di kasir.

"Kau...baik-baik saja?" Tanya sang kakak dengan hati-hati. Sepasang mata bulat menatap pemuda lebih tinggi sambil tangannya mengusap lembut lengan Dowoon.

Lelaki lebih muda diam sejenak sebelum kemudian tersenyum kecil. "Eum," ia mengangguk.

"Kalau ada apa-apa, langsung beritahu aku. Aku di tempat Jae," ujar Wonpil. "Jangan menahan apapun. Katakan padaku semuanya. Ne?"

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang