Closer 45

2K 201 61
                                    

Seringnya, bukan kesempatan bersama-sama yang dibutuhkan untuk lebih mengenal seseorang. Namun justru, sebuah perpisahan malah cukup memberi kesadaran tentang betapa berharga orang itu di kehidupan kita.

 Namun justru, sebuah perpisahan malah cukup memberi kesadaran tentang betapa berharga orang itu di kehidupan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"UWAAHAA! Daeeebak!" Seru Hoseok terkagum-kagum sembari mengedarkan pandangan mata ke segala arah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
"UWAAHAA! Daeeebak!" Seru Hoseok terkagum-kagum sembari mengedarkan pandangan mata ke segala arah. Kanan, kiri, atas, dan bawah. "Berapa kali pun dilihat, rasanya tetap saja hebat. Tengah hutan belantara begini! AUWOOO UWOO UWOO!"

"Eoh," Youngmin mengiyakan. "Seperti neverland ya. Biasanya yang kita lihat cuma kendaraan dan kabut asap polusi sekarang jadi pohon-pohon tinggi berlumut dengan udara lembab." Dia ikut menengadahkan kepala ke atas.

"Hati-hati~ jangan jalan-jalan terlalu jauh! Jangan sampai terpisah!" Seru Sungjin mengingatkan.

"Neee!" Jawab Hoseok dan Youngmin hampir bersamaan.

"Kita sekarang ada di bagian hutan yang lebih dalam daripada kemarin. Jangan merubah tatanan tumbuhan, tanah, pohon, atau apapun. Area seperti ini mulai menjadi tempat tinggal para binatang, takutnya apa yang kalian sentuh merupakan penanda wilayah mereka. Kalau ada campuran bau yang tidak dikenal, nanti bisa timbul masalah," ujar Sungjin.

"Neee!" sekali lagi enam mahasiswa dengan patuh menjawab kompak.

Dowoon menjejakkan kaki di lapisan tanah paling kering dan tidak ditutupi tanaman rambat yang dapat ia temukan. Pemuda itu mendongakkan kepala, menatap  langit yang ditutupi ranting pepohonan tinggi nan rindang.

Padahal waktu berangkat tadi siang, matahari terasa cukup terik hingga membuat keringat mengalir di balik baju tapi begitu sudah memasuki kawasan hutan mendadak tekanan udara menurun dan berubah lebih dingin. Apalagi dengan rimbunnya cabang-cabang pohon memayungi di atas sana, suasana lembab terasa makin suram dan remang-remang.

"Dowoon-ah!" Sungjin berteriak membuat lelaki yang lebih muda terlonjak kaget di tempatnya berdiri. Dengan gugup Dowoon menoleh mencari sang mentor.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang