Closer 34

2.1K 216 62
                                    

Siang cukup terik, sengatan sinar matahari terasa memanaskan permukaan kulit, memaksa keringat untuk merembes bercucuran guna melakukan pendinginan pada tubuh. Namun dengan tawa lebar, sekelompok pemuda malah nampak riang berada di tengah area persawahan seolah tidak merasakan panasnya cuaca. Kedua tangan dan kaki mereka--bahkan sekujur tubuh--sudah belepotan tanah liat basah sampai ada beberapa bagian yang mengering, termasuk yang berada di rambut dan telah mengeras menjadi bongkahan tanah hitam.

"Dowoon-ah! Dowoon! Kim Dowoon!" Terdengar teriakan mengalihkan perhatian pemuda yang sedang asyik mengoperasikan traktor mesin di tengah sawah super becek.

"Ne!?" Balas Dowoon dengan suara bass-nya.

"Telpon!" Shinwon menunjukkan ponsel dari pematang sawah, membuat temannya menghentikan laju traktor lalu melompat turun.

Pyak! "Aduh!" Dowoon memekik ketika kakinya terlepeset membuat ia jatuh berlutut membenamkan separuh kaki dan kedua tangan ke dalam lumpur.

"HUAHAHAHA!" Tawa Sungjae melengking keras. "GUOBLOK!" cemoohnya puas.

"Aish..." Dowoon mendesis sambil menyeringai kesal. Dia mengambil segumpal tanah liat untuk dilempar ke Sungjae meski pada akhirnya tidak kena, membuat pemuda tinggi itu makin menjadi-jadi tertawa sambil meledeknya.

"Kampret diam!" Dowoon sebal, bangkit berdiri dan berjalan ke arah Shinwon yang masih menunggu. Ia mencuci kedua tangan di kran air terdekat, mengelapkannya ke handuk yang tersedia, baru kemudian mengecek panggilan masuk.

"Younghyunie Hyung"

"Huh? Kenapa Hyung menelpon?" Gumam Dowoon heran, balik menekan nomor Younghyun.

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk--"

"Ishh, dia pasti sedang menelpon ke sini juga." Dowoon mengakhiri panggilan, memilih menunggu dan benar saja, tak lama kemudian telpon dari Younghyun masuk lagi.

"Ne, Hyung? Ada apa?" Sapa Dowoon mendahului.

"Selamat siang, Dowoonie~ darimana kau? Kenapa baru diangkat? Hm?" Suara Younghyun terdengar menyenangkan seperti biasa.

"Aku sedang di sawah, membantu mengolah tanah orang desa sini sama teman-teman. Ada apa, Hyung?" Jawab Dowoon.

"Uwu~ kebetulan sekali, Baby. Aku baru mau tanya, apa kau tahu tempat bisa menemukan belut di sini?"

"Hah? Belut? Buat apa, Hyung?" Dowoon terkejut.

"Aku sedang mencari saja tempat yang ada belutnya. Kau tahu?"

Dowoon mencolek Shinwon yang masih nongkrong di pematang sawah memperhatikan kegilaan Sungjae mengendarai traktor dengan Sanghyuk menumpang dan berlagak bagai kapten bajak laut. Nampak juga Hoseok di kejauhan sedang mencoba naik ke punggung seekor kerbau.

"Apa ada belut di sini?" Tanya Dowoon.

"Belut? Ada sepertinya. Tadi Youngmin juga sedang mencari belut. Tuh, dia misuh-misuh di sana, mau nangkap tapi tidak dapat-dapat. Licin sekali katanya," jawab Shinwon sambil menunjuk ketua kelompok yang memang nampak fokus berjalan menyusuri tepian pematang sambil menenteng sebuah ember.

Para mahasiswa itu seharusnya membantu pemilik sawah mengolah serta meratakan tanah sebagai bagian dari pengalaman penelitian lapangan mereka, tapi semuanya malah berakhir bermain-main. Sementara di bawah kerindangan sebatang pohon terlihat Sungjin yang hanya dapat duduk menghela napas memperhatikan tingkah anak-anak binaannya.

"Ada, Hyung. Kalau mau mencari sepertinya ada belut di sini," ujar Dowoon di speaker ponsel.

"Okay, my Dowoon-ah~ send me your location and I'll go there. Kirim lokasimu sekarang ya~" kalimat Younghyun kedengaran ceria.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang