Closer 4

2.2K 206 39
                                    

"Cut!"

Usai kata itu diteriakkan, staff yang duduk di depan laptop segera gerak cepat menggarap rekaman potongan adegan barusan ke dalam cuplikan video untuk diperlihatkan pada sutradara dan kedua produser. Berpasang mata nampak fokus menunggu keputusan para produser apakah akting barusan cukup bagus dimasukkan editing atau harus diulang. Younghyun menoleh pada Jaehyung yang balik memandangnya diam, seolah mereka berkomunikasi melalui telepati.

"Oke," pria yang lebih muda menganggukkan kepala langsung disambut sorak-sorai staff yang mendengarnya.

"PULAAANGGG!"

"TIDOOOOORRR!" Mereka heboh bagai orang kalap. Wajar saja, sekarang sudah lewat dini hari dan surya nampak mengintip terbit dari ufuk timur sementara kegiatan syuting yang dimulai sejak kemarin pagi baru selesai saat ini. Harap dihitung sendiri sudah berapa jam lamanya semua orang tersebut berkutat di lokasi dan bolak-balik mengulang adegan.

"Kumpul lagi habis makan siang ya," ujar Younghyun mengingatkan para anak buahnya yang nampak telah bersiap-siap untuk kembali ke vila masing-masing. Dengan tim yang terdiri dari nyaris dua lusin orang (belum termasuk kru bantuan dari PH di Korea), Jamie memang sudah menyewa banyak penginapan. Beruntung mereka dapat lokasi syuting di daerah pariwisata sehingga mencari vila bukanlah hal sulit.

"SIAP, PAK BRI!" Kompak, para staff memberi hormat pada bosnya.

"Mabok dulu yuk mabok! Biar tidurnya nyenyak!" Seru salah seorang kru.

"Pengen cumiii~" staff lainnya menyahut.

"SIAPA MAU CARI JEROAN BAKAR!?"

"AKUUU!"

"ME ME ME!"

"SAYAAA! SAMA CUMI YAAA!"

"MABOK SEKALIAN YUUUK!"

"Dimana jual ikan wader cuy!? Pengen makan wader!"

Suasana ricuh seketika, meski keributan tersebut kemudian terbawa pergi juga seiring satu per satu kru meninggalkan lokasi syuting.

"Hebat ya mereka, masih semangat begitu," desis Younghyun merapikan pakaiannya lalu menguap lebar. "Makan dulu apa tidur dulu?"

"Tidur sambil makan," jawab Jaehyung memeriksa ponsel lantas bangkit berdiri.

"Thanks for the hard work, see you guys later~" Younghyun berpamitan pada beberapa kru yang masih nampak merapikan peralatan kerjanya, termasuk sutradara yang sedang mem-briefing beberapa aktor terkait adegan syuting yang selanjutnya.

"Jadi mereka duo produser yang dibicarakan itu?" Desis salah satu aktor. "Masih muda sih. Kenapa bukan mereka saja yang main film? Pasti bisa terkenal."

"Passion-nya beda, Hyung. Tapi arahan akting Pak Produser benar-benar jauuuh lebih gampang dipahami ketimbang Pak Sutradara. Ah, kenapa bukan mereka saja yang sekalian menyutradarai film ini? Padahal aku sudah senang bisa main film layar lebar yang diproduseri PH luar negeri." Temannya mengeluh.

"Mereka pintar bicara, terutama yang badannya tegap--siapa namanya? Produser Kang? Cara dia memberi saran kedengaran sangat menyenangkan, memuji kita dulu baru mengasih masukan. Kalau Sutradara bisanya memaki-maki saja."

"APA YANG KALIAN BICARAKAN!? Kalian pikir kalian sudah bagus sampai tidak ikut briefing? Akting masih amatir saja berlagak! Ke sini!" Mendadak teriakan sutradara menyela obrolan kedua aktor yang langsung menghela napas gusar.

"Ne...!" Mereka menjawab malas sembari beranjak.
.
.
"Jae!" Suara lantang Younghyun sontak membuat mata Jaehyung yang sudah sempat terpejam jadi membelalak lebar lagi. Dia menoleh ke arah pintu kamarnya yang dibuka dari luar tanpa diketuk lebih dulu.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang